Nilai Tukar Rupiah Kembali Menguat Terhadap Dolar AS

Selasa, 19/07/2022 16:54 WIB
Ilustrasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (Tribun)

Ilustrasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (Tribun)

Jakarta, law-justice.co - Setelah sempat tembus Rp15.000 per dolar AS, nilai tukar rupiah menguat ke level Rp14.976 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Selasa (19/7/2022) sore. Rupiah menguat tipis 4,5 poin atau 0,03 persen dibandingkan sebelumnya.

Sementara itu, kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp14.992 per dolar AS atau melemah dari sebelumnya sebesar Rp14.986 per dolar AS.

Mayoritas mata uang Asia tampak menguat, seperti baht Thailand menguat 0,22 persen, ringgit Malaysia menguat 0,11 persen, dan yen Jepang menguat 0,31 persen.

Begitu pun dengan peso Filipina yang menguat 0,16 persen, won Korea Selatan menguat 0,28 persen, dan dolar Singapura menguat 0,34 persen. Sementara itu, dolar Hong Kong bergerak stagnan dan yuan China bergerak stagnan.

Senada, mayoritas mata uang utama di negara maju juga menguat. Rinciannya, euro Eropa menguat 0,92 persen, poundsterling Inggris menguat 0,49 persen, dolar Kanada menguat 0,22 persen, franc Swiss berhasil menguat 0,74 persen, dan dolar Australia menguat 1,17 persen.

Analis DCFX Lukman Leong mengatakan mayoritas mata uang menguat terhadap dolar AS karena sebagian pihak memproyeksi The Fed menurunkan suku bunga acuan tahun depan.

"Pasar sedang menghitung peluang The Fed antara melanjutkan kenaikan suku bunga atau justru sebagian memperkirakan The Fed mulai menurunkan bunga acuan tahun depan," ungkap Lukman.

Sebagian pihak menilai The Fed berpotensi menurunkan suku bunga acuan tahun depan karena inflasi konsumen AS berpeluang menurun. Ekspektasi ini tertuang dalam Michigan Inflation Expectation.

"Data yang sering dipantau pelaku pasar, yaitu Michigan Inflation Expectation pada Jumat lalu menunjukkan (inflasi konsumen AS berpotensi) turun dari 5,3 persen menjadi 5,2 persen. Ini ekspektasi untuk 12 bulan ke depan," tutupnya.

 

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar