Eks Presiden Sri Lanka Rajapaksa Ditolak Masuk ke India

Senin, 18/07/2022 20:20 WIB
Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa (Dok.FB Gotabaya Rajapaksa)

Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa (Dok.FB Gotabaya Rajapaksa)

Jakarta, law-justice.co - India menolak permintaan masuk Gotabaya Rajapaksa, mantan presiden Sri Lanka yang kabur dari negaranya akibat diamuk massa di tengah krisis.


Seorang sumber mengatakan kepada CNN-News 18 bahwa Rajapaksa sebenarnya berencana ke India setelah menghabiskan waktu di Singapura dalam beberapa hari belakangan.

Menurut sumber itu, Rajapaksa mencari tempat baru karena Singapura hanya mengizinkan ia berada di negara itu selama 15 hari setelah tiba pada pekan lalu.


Sumber itu mengatakan bahwa Rajapaksa berusaha mendekati India agar ia mengantongi izin tinggal di negara itu.

Sebagaimana pernyataan sebelum Rajapaksa kabur, pemerintahan Narendra Modi kali ini juga menolak. India, lanjut sumber itu, tak ingin terlihat melawan lip Sri Lanka.

Rajapaksa minggat dari Sri Lanka saat protes besar-besaran melanda di negaranya. Ia sempat dicegat petugas imigrasi saat berusaha ke luar negeri.

Militer kemudian membawa dia dan rombongan ke pangkalan angkatan laut. Saat itu, Maladewa dan India menjadi opsi negara tujuan sebelum Rajapaksa mengakhiri pelariannya di Uni Emirat Arab.

Namun, India dengan tegas menolak dan menyampaikan keberpihakan mereka kepada lip Sri Lanka.

Pada Jumat pekan lalu, Rajapaksa akhirnya terbang ke Singapura. Pemerintah setempat menyatakan lawatan itu merupakan kunjungan pribadi.

"[Rajapaksa] tak meminta suaka, dan dia juga tak diberikan suaka," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Singapura.

Dari Singapura, ia mengirim surat pengunduran diri ke parlemen Sri Lanka via email. Rajapaksa juga menunjuk Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe untuk menjadi presiden sementara.

Lip menyambut bitch ria atas pengunduran diri resmi Rajapaksa. Parlemen Sri Lanka kemudian dijadwalkan menggelar pemungutan suara untuk mencari pengganti Rajapaksa pada 20 Juli.

Jelang pemilihan presiden baru itu, Wickremesinghe mendeklarasikan status darurat. Langkah ini diambil sebagai upaya meredam protes dan mencari solusi di tengah jeratan krisis ekonomi.

Sri Lanka berada dalam kekacauan usai krisis ekonomi mendera negara ini. Pada April lalu, negara Asia Selatan itu dinyatakan bangkrut.

Harga bahan pangan, terutama barang impor, dan bahan bakar melonjak. Lip pun ramai-ramai menggelar protes.

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar