Soal Kasus Aborsi Paksa, Vonis Bripda Randy Ditambah Jadi 5 Tahun Bui

Jum'at, 15/07/2022 10:34 WIB
Bipda Randy dorong aborsi 2 kali, berujung Bunuh diri Mahasiswi Unbraw Novita Widyasari (Net)

Bipda Randy dorong aborsi 2 kali, berujung Bunuh diri Mahasiswi Unbraw Novita Widyasari (Net)

Jakarta, law-justice.co - Majelis hakim Pengadilan Tinggi (PT) Surabaya secara resmi memperberat hukuman penjara pecatan polisi, Bripda Randy Bagus Hari Sasongko dalam kasus aborsi kandungan Novia Widyasari.

Sebelumnya, Bripda Randy divonis dua tahun penjara. Kini diperberat dengan hukuman lima tahun penjara. Hal itu sebagaimana tercantum dalam Putusan Banding PT Surabaya Nomor 519/PID/2022/PT SBY.

"Menyatakan terdakwa, terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana `Dengan sengaja menyebabkan gugurnya kandungan seorang perempuan, dengan persetujuan perempuan itu` sebagaimana dalam dakwaan kesatu Penuntut Umum," bunyi putusan Hakim PT Surabaya.

Hukuman yang lebih berat itu merupakan putusan banding yang diajukan jaksa. Jaksa berpendirian bahwa Randy dinilai terbukti melakukan tindak pidana pasal 348 ayat (1) juncto pasal 56 ayat (2) KUHP.

Vonis banding nomor 519/PID/2022/PT SBY diputuskan pada 17 Juni 2022.

Kasus ini terungkap ketika, Novia Widyasari ditemukan meninggal dunia di dekat pusara ayahnya di Mojokerto, Jawa Timur, Kamis 2 Desember 2021.

Dia diduga bunuh diri usai mengalami depresi akibat diperkosa dan dipaksa aborsi oleh Bripda Randy Bagus Hari Sasongko, sebanyak dua kali dalam kurun waktu 2020-2021.

Bripda Randy lalu diberi sanksi etik pemecatan atau pemberhentian dengan tidak hormat dari institusi Polri serta pidana Pasal 348 KUHP tentang aborsi.

Dia lalu diproses hukum hingga dinyatakan bersalah oleh Pengadilan Negeri Mojokerto.

"Menyatakan terdakwa Randy terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana dengan sengaja menyebabkan gugurnya kandungan seorang perempuan dengan seizin perempuan itu sebagaimana dalam dakwaan kesatu penuntut umum," kata Hakim Sunoto, Kamis (28/4).

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar