Menko Luhut Minta Kantor Pusat Grab Pindah ke Indonesia

Rabu, 13/07/2022 07:34 WIB
Menko Marves Luhut Panjaitan. (Foto: Tangkapan layar YouTube Kemenko Marves).

Menko Marves Luhut Panjaitan. (Foto: Tangkapan layar YouTube Kemenko Marves).

Jakarta, law-justice.co - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marvest), Luhut Binsar Pandjaitan meminta Grab, platform layanan on demand, untuk memindah kantor pusatnya dari Singapura ke Indonesia.

Dia mengatakan akan mendukung penuh upaya Grab dalam mengembangkan kendaraan listrik, jika markas pusatnya dipindahkan ke dalam negeri.

"Pokoknya sepanjang itu untuk Indonesia kita dukung. Hanya satu permintaan headquarter nya itu supaya pindah kemari lagi, ini jangan ada headquarter di Singapura," ujar Luhut dalam peluncuran kendaraan elektrik Grab, Selasa (12/7).

Permintaan ini disampaikan langsung oleh Luhut kepada President Director of Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata. Pasalnya, menurut Luhut, saat ini Grab menghasilkan cuan atau keuntungan paling besar dari Indonesia.

"Bikin duitnya paling banyak di Indonesia, tinggalnya malah di Singapura," kata Luhut.

Sebelumnya, Ridzki meminta agar pemerintah mendukung langkah grab mengembangkan kendaraan listriknya. Dukungan ini terutama dari Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Pertamina, PLN hingga Kementerian Perhubungan.

"Ini tidak bisa terjadi tanpa kolaborasi. Ini adalah alasan kenapa kendaraan listrik disebut ekosistem. Tujuan kami saat ini, untuk akselerasi kendaraan listrik dan memotivasi masyarakat untuk beralih ke kendaraan listrik, karena grab percaya elektrik itu baik," jelasnya.

Apalagi kendaraan listrik grab sudah memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia. Pertama, pengurangan emisi karbon hingga 5 ribu ton CO2 pada periode 2020-2021.

"Jika dikonversi terhadap BBM, ini penurunan 2 juta liter BBM dalam periode yang sama," kata Ridzki.

Dampak positif kedua adalah penciptaan tenaga kerja. Sebab, kendaraan listrik grab dioperasikan dengan skema sewa, sehingga mitra pengemudi yang tidak memiliki kendaraan bisa mencari uang dengan menyewa per hari.

"Jadi dampak berikutnya adalah dampak ketenagakerjaan dan di dalam prosesnya mereka (pengemudi) melakukan penghematan dalam biaya operasinya kurang lebih secara rata-rata 25 persen karena tidak perlu memikirkan service motor," pungkasnya.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar