Ditinggal Para Menterinya,Perdana Menteri Inggris Boris Johnson Mundur

Kamis, 07/07/2022 21:57 WIB
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson (Ist)

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson (Ist)

London, law-justice.co - Akhirnya Boris Johnson mengumumkan pengunduran dirinya sebagai Perdana Menteri Inggris pada Kamis malam (7/7), mengakhiri tiga tahun masa jabatannya yang bergejolak dan memicu krisis untuk mencari pemimpin baru.

"Proses pemilihan pemimpin baru harus dimulai sekarang," kata Johnson di depan pintu Downing Street Nomor 10, Kantor Perdana Menteri Inggris, seperti dikutip media Inggris.

"Hari ini saya telah menunjuk sebuah Kabinet untuk melayani, seperti yang akan saya lakukan, sampai seorang pemimpin baru ada," ungkapnya. "Teman-teman saya dalam politik, tidak ada seorang pun yang sangat diperlukan. Saya ingin Anda tahu, betapa sedihnya saya karena harus melepaskan pekerjaan terbaik di dunia," ujar dia.

Johnson menyatakan penyesalannya karena tidak bisa bertahan sebagai Perdana Menteri Inggris. "Tentu saja, sangat menyakitkan tidak bisa melihat begitu banyak ide dan proyek," katanya.

"Tapi seperti yang telah kita lihat di Westminster, naluri kawanan sangat kuat dan ketika kawanan bergerak, ia bergerak," ungkap dia. Beberapa media sebelumnya melaporkan pengunduran diri Johnson, setelah dia ditinggalkan oleh para menteri dan anggota parlemen dari Partai Konservatif yang mengatakan, ia tidak lagi layak untuk memerintah.

"Pengunduran diri Boris Johnson tidak bisa dihindari," kata Justin Tomlinson, Wakil Ketua Partai Konservatif, di Twitter, seperti dikutip Channel News Asia.  "Sebagai sebuah partai, kita harus cepat bersatu dan fokus pada apa yang penting. Ini adalah saat-saat yang serius di banyak bidang," sebutnya.

Partai Konservatif sekarang harus memilih pemimpin baru, sebuah proses yang bisa memakan waktu berminggu-minggu atau berbulan-bulan. Tidak jelas, apakah Johnson akan atau bisa tetap sebagai Perdana Menteri Inggris hingga penggantinya terpilih.

Tapi, banyak yang mengatakan, Johnson harus segera meletakkan jabatannya dan menyerahkan kepada wakilnya, Dominic Raab.

"Selain mengundurkan diri sebagai pemimpin partai, Perdana Menteri harus mengundurkan diri dari jabatannya," kata Wakil Parlemen Konservatif Nick Gibb, seperti dilansir Channel News Asia.

 

(Warta Wartawati\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar