Usai Punya PM Baru, Macron Desak Israel Damai dengan Palestina

Rabu, 06/07/2022 11:35 WIB
Presiden Prancis Emmanuel Macron (Foto: The Financial Express)

Presiden Prancis Emmanuel Macron (Foto: The Financial Express)

Paris, Perancis, law-justice.co - Presiden Prancis Emmanuel Macron mendesak Perdana Menteri (PM) baru Israel, Yair Lapid untuk memulai kembali pembicaraan damai dengan Palestina. Namun, Lapid menepis prospek semacam itu, dengan menyebut adanya unsur-unsur sayap kanan dalam pemerintahan sementaranya menjelang pemilihan um November mendatang.


"Rakyat Israel beruntung memiliki Lapid sebagai Perdana Menteri," kata Macron menjelang pertemuan antara kedua pemimpin di Paris, Prancis seperti dilansir dari kantor berita Reuters, Rabu (6/7/2022).

Berbicara di depan kamera, Macron mengatakan "tidak ada alternatif" untuk dialog politik untuk meredakan ketegangan antara Israel dan Palestina.

"Saya tahu seberapa banyak Anda dapat menandai sejarah jika Anda meluncurkan kembali proses ini, yang telah terhenti terlalu lama," kata Macron, seraya menambahkan bahwa dia yakin Lapid "memiliki apa yang diperlukan" untuk berhasil.


Lapid, seorang sekuler dan sentris, telah lama berpendapat bahwa memulai kembali pembicaraan tentang negara Palestina yang terhenti pada tahun 2014, akan baik untuk kebutuhan jangka panjang Israel. Tetapi, setelah mengambil alih jabatan perdana menteri dari mitra pemerintahan nasionalis, Naftali Bennett tahun lalu, dia mewarisi koalisi yang mencakup kelompok yang menentang penyerahan tanah yang diduduki kepada Palestina.

"Kami berbicara tentang masalah Palestina, tetapi itu bukan bagian utama dari diskusi," kata Lapid kepada wartawan dalam sebuah pengarahan setelah pertemuannya dengan Macron.

"Penataan pemerintah tetap apa adanya dan batasan tetap seperti apa adanya," katanya, seraya menambahkan bahwa Prancis "memiliki pemahaman penuh tentang ini" meskipun pertanyaan-pertanyaan mereka "benar-benar sah."

Lapid mengatakan dia tidak mengesampingkan pertemuan dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas, tetapi mengatakan itu tidak mungkin dalam empat bulan mendatang - mengacu pada pemilihan umum 1 November.
Mengenai permukiman Yahudi di tanah Tepi Barat, keluhan utama Palestina dalam konflikt yang telah berlangsung selama beberapa dekade, Lapid mengatakan kebijakannya adalah untuk memungkinkan pembangunan mereka untuk mengakomodasi "pertumbuhan alami" - referensi untuk memperluas keluarga penduduk.

Lapid menegaskan Israel tidak akan membangun permukiman bar.

 

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar