Tembak Mati Pria Kulit Hitam yang Langgar Lalin, Polisi AS Didemo

Senin, 04/07/2022 23:28 WIB
Amerika Serikat merupakan mitra dagang banyak negara, termasuk Indonesia. Ilustrasi/Foto: AP/Alex Brandon

Amerika Serikat merupakan mitra dagang banyak negara, termasuk Indonesia. Ilustrasi/Foto: AP/Alex Brandon

Jakarta, law-justice.co - Baru-baru ini, ratusan warga turun ke jalanan di Akron, Ohio, Amerika Serikat memprotes kepolisian setelah kasus penembakan pria kulit hitam, Jayland Walker (25), pada 27 Juni lalu terungkap.

Kerumunan orang memenuhi Aula Kota sembari membawa poster bertuliskan "Keadilan untuk Jayland." Walker terbunuh saat kepolisian mencoba menghentikan mobilnya karena dia melanggar lalu lintas.

Protes berjalan damai meski beberapa pedemo bergerak mendekati garis polisi dan meneriaki aparat.

Sejumlah demonstran membakar tempat sampah, pun memecahkan kaca dan beberapa peralatan berat lain. Kepolisian akhirnya melemparkan gas air mata ke arah kerumunan demonstran untuk membuat mereka mundur dari pusat pengadilan.

Presiden Asosiasi Nasional untuk Kemajuan Orang Kulit Berwarna (NCAAP), Derrick Johnson, menyebut penembakan Walker sebagai tindak pembunuhan.

"Pria kulit hitam ini dibunuh, karena kemungkinan melanggar lalu lintas. Ini tak menimpa warga kulit putih di Amerika," kata Johnson dalam sebuah pernyataan seperti melansir cnnindonesia.com.

Sementara itu, pihak berwenang Akron sempat merilis dua video terkait pembunuhan Walker pada Minggu (3/7). Video itu memuat gabungan cuplikan dan rekaman suara yang menunjukkan keseluruhan insiden pengejaran dan penembakan Walker.

Dalam rekaman suara, Walker memang tak menghentikan kendaraannya saat diperintahkan polisi dan berupaya kabur. Kepolisian lalu mengejar pria itu sembari meluncurkan tembakan.

Setelah dikejar selama beberapa menit, Walker keluar dari mobilnya dan berlari. Kepolisian mencoba menghentikan Walker menggunakan alat kejut, tetapi Walker terus kabur.

Beberapa polisi lalu berhasil menangkap Walker di tempat parkir. Seluruh polisi di lokasi kejadian lalu menembaki Walker meski rekaman CCTV tak begitu jelas menggambarkan apa yang sebenarnya terjadi saat itu hingga polisi melayangkan tembakan.

Walker pun dinyatakan tewas di lokasi kejadian.

Sementara itu, kepala kepolisian Steve Mylett menyampaikan ia tak mengetahui pasti berapa banyak peluru yang mengenai Walker. Namun, laporan medis menemukan lebih dari 60 luka pada jasad Walker.

Mylett juga menyampaikan delapan polisi yang terlibat dalam pengejaran Walker telah diberikan cuti berbayar sampai investigasi selesai.

Walaupun begitu, pihak kepolisian dalam pernyataan awal mereka mengungkapkan Walker melakukan tindakan yang membuat aparat merasa dia membawa "ancaman mematikan."

Sebagaimana dilansir AFP, insiden ini merupakan kasus kematian terbaru yang menimpa warga Afrika-Amerika dan dilakukan oleh polisi.

Wali Kota Akron, Dan Horrigan, mengatakan dirinya sedih kala mendengar kabar tersebut.

"Banyak yang ingin menyampaikan keluhan mereka di depan umum, dan saya sepenuhnya mendukung hak warga kami untuk berkumpul secara damai," kata Horrigan.

"Walaupun begitu, saya berharap komunitas bisa setuju bahwa kekerasan dan kehancuran bukanlah jawaban," lanjutnya.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar