Dianggap Pro Rusia Bikin China Ngamuk, NATO Kena Semprot

Jum'at, 01/07/2022 06:55 WIB
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian (The Japan Times)

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian (The Japan Times)

Beijing, Tiongkok, law-justice.co - China mengecam konsep strategis yang dikeluarkan alliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) yang muncul dalam KTT alliansi tersebut di Madrid, Spanyol


NATO sendiri menyebut kekuatan China menantang alliances militernya. Mereka juga mengatakan bahwa hubungan China yang lebih dekat dengan Rusia bertentangan dengan kepentingan Barat, sehingga hal ini mendapat tanggapan yang berapi-api dari Beijing.

Konsep strategis NATO juga mengatakan ambisi dan kebijakan koersif yang dinyatakan China menantang kepentingan, keamanan, dan nilai-nilainya.

"Apa yang disebut dokumen konsep strategis baru NATO mengabaikan fakta, membingungkan hitam dan putih ... (dan) menodai kebijakan luar negeri China," kata juru bicara kementerian luar negeri Zhao Lijian kepada wartawan, Kamis (30/6/2022), melansir AFP, Jumat (1/7/2022)

Dia menambahkan bahwa China dengan tegas menentang pernyataan NATO. "Kami ingin memperingatkan NATO bahwa meningkatkan apa yang disebut ancaman China benar-benar sia-sia," tambahnya.

Beijing sendiri diketahui telah menolak untuk mengutuk sekutunya Rusia atas serangan mendadaknya ke Ukraine pada 24 Februari lalu.

NATO, yang dokumen panduannya diperbarui untuk pertama kalinya sejak 2010, juga menuduh China menargetkan anggotanya dengan "operasi hibrida dan siber yang berbahaya dan retorika konfrontatifnya".

Tetapi Zhao membalas, dengan mengatakan bahwa China tidak menimbulkan "tantangan sistemik yang dibayangkan". Dia mengatakan NATO-lah yang merupakan "tantangan sistemik bagi perdamaian dan stabilitas dunia" dan "tangannya ternoda oleh darah rakyat dunia".

Anggota NATO Amerika Serikat (AS) sempat mendorong aliansi untuk memberikan perhatian yang lebih besar ke China, meskipun ada keengganan dari beberapa sekutu untuk mengalihkan perhatian dari fokusnya di Eropa.

 

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar