Paling Parah Tahun Ini, Rupiah Anjlok Dekati Rp15.000 per Dolar AS

Kamis, 30/06/2022 23:05 WIB
Nilai tukar rupiah merosot (bisnis)

Nilai tukar rupiah merosot (bisnis)

Jakarta, law-justice.co - Pada Kamis 30 Juni 2022, nilai tukar rupiah bertengger di Rp 14.903 per dolar Amerika Serikat.

Disisi lain, kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp14.882 per dolar AS di sore ini.

Mata uang di kawasan Asia terpantau bervariasi. Mengikuti Indonesia di zona merah ada ringgit Malaysia yang melemah 0,19 persen dan dolar Taiwan melemah 0,21 persen serta baht Thailand melemah 0,22 persen.

Sedangkan, yen Jepang terpantau menguat 0,23 persen, yuan China menguat 0,11 persen, won Korea Selatan menguat 0,04 persen dan peso Filipina menguat 0,16 persen. Dolar Singapura juga ikut menguat 0,22 persen dan dolar Hong Kong yang menguat 0,02 persen.

Sejalan, mata uang negara maju pun terpantau bervariasi. Euro Eropa melemah tipis 0,02 persen dan poundsterling Inggris menguat 0,15 persen.

Kemudian franc Swiss melemah 0,07 persen dan dolar Kanada melemah 0,15 persen serta Rubel Rusia yang melemah 3,77 persen. Sedangkan, dolar Australia menguat 0,13 persen.

Direktur PT.Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi menyatakan penguatan dolar pada perdagangan sore ini didorong oleh kekhawatiran investor akan kebijakan yang lebih agresif dari the Fed.

Ini sejalan dengan pidato Ketua Federal Reserve Jerome Powell dalam forum tahunan Bank Sentral Eropa di Portugal. Di mana Powell menyebutkan kenaikan suku bunga sebesar 75 basis poin sangat diperlukan untuk menekan lonjakan inflasi.

Sedangkan dari dalam negeri, sentimen pelemahan rupiah karena pasar menunggu pengumuman inflasi Juni yang akan dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) pada 1 Juli 2022.

"Pasar terus memantau perkembangan inflasi pada Juni 2022 yang diperkirakan lebih tinggi jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya," jelasnya seperti melansir cnnindonesia.com.

Inflasi pada Juni diperkirakan sebesar 0,57 persen secara bulanan (month-to-month/mtm). Kondisi ini akan membawa inflasi Indonesia secara tahunan mencapai 4,2 persen (year-on-year/yoy).

 

 

 

 

 

 

 

 

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar