KCIC Klaim Kereta Cepat JKT-BDG Cuma 30% Pakai Produk Impor China

Selasa, 28/06/2022 10:10 WIB
Kereta cepat Jakarta-Bandung (Dok KCIC)

Kereta cepat Jakarta-Bandung (Dok KCIC)

Jakarta, law-justice.co - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) mencatat 70 persen belanja modal untuk proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) berasal dari produk lokal.


"Belanja lokal proyek KCJB itu hampir 70 persen. Artinya, dampak terhadap pertumbuhan ekonomi wilayah dan pertumbuhan nasional saya yakin sangat signifikan," kata Direktur Utama KCIC Dwiyana Slamet Riyadi dalam acara Erection Girder Completion Casting Yard 1 Arah Jakarta Proyek KCJB, dikutip Selasa (28/6/2022)

Dwiyana mengakui sejumlah teknologi yang digunakan untuk membangun proyek tersebut diimpor dari China. Namun, menurut Dwi, teknologi dari China memang diprioritaskan untuk mempermudah pelatihan tenaga kerja lokal untuk mengoperasikan mesin-mesin tersebut.

"Kenapa kami harus mengimpor barang-barang ini dari Tiongkok? Karena kami ingin penyerapan tenaga lokal dipermudah. Kami juga ingin mendorong penyerapan material lokal. Nanti kita kembalikan (teknologi) ke Tiongkok," ujarnya.

Saat ini, ia melaporkan progres investasi proyek kereta cepat Jakarta-Bandung telah mencapai 84 persen. Sementara, progres fisik telah mencapai 76 persen.

Sebelumnya, PT Kereta Api Indonesia (Persero) memproyeksi biaya proyek kereta cepat Jakarta-Bandung maksimum bengkak (cost overrun) menjadi US$1,9 miliar atau Rp28,12 triliun (asumsi kurs Rp14.800 per dolar AS).

"(Biaya kereta cepat Jakarta-Bandung) maksimum (bengkak) US$1,9 miliar," ungkap Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo di Hotel Borobudur pekan lalu.

Kendati demikian, perusahaan masih menunggu audit dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) untuk mengetahui berapa pastinya pembengkakan biaya proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar