Crazy Rich Ukraina Gugat Rusia ke Pengadilan HAM Eropa

Selasa, 28/06/2022 06:10 WIB
Miliarder Ukraina Rinat Akhmetov (Net)

Miliarder Ukraina Rinat Akhmetov (Net)

Ukraina, law-justice.co - Figur terkaya Ukraina, Rinat Akhmetov, mengajukan gugatan terhadap Rusia di pengadilan hak asasi manusia tertinggi Eropa pada hari Senin, (27/6/2022).

Ia mengatakan tuntutan ini terkait pabrik baja Azovstal miliknya di Mariupol yang menjadi salah satu pusat peperangan antara kedua negara.


Dalam keterangannya, Akhmetov mengatakan haknya sebagai pemilik pabrik telah diabaikan oleh Rusia. Bukti dari pengabaian hak ini seperti pemboman yang telah merusak kegiatan dan aktivitas pabrik itu.

"Kejahatan tidak bisa dibiarkan begitu saja. Kejahatan Rusia terhadap Ukraina dan rakyat kami sangat mengerikan, dan mereka yang bersalah harus bertanggung jawab," kata Akhmetov dikutip Reuters dari dokumen gugatannya yang diserahkan konglomerasi miliknya, System Capital Management (SCM).

Akhmetov mengatakan bulan lalu perusahaannya Metinvest, pembuat baja terbesar di Ukraina, menderita kerugian US$ 17 miliar (Rp 251 triliun) hingga US$ 20 miliar (Rp 296 triliun) karena pemboman Rusia terhadap pabrik bajanya di Mariupol. Jumlah akhir akan ditentukan dalam gugatan.

Selain terkait pabrik baja, ia juga menggugat Moskow terkait tuduhan bahwa negara pimpinan Presiden Vladimir Putin itu telah melakukan penjarahan bahan pangan dan baja yang seharusnya menjadi milik Ukraina.

"Penjarahan komoditas ekspor Ukraina, termasuk biji-bijian dan baja, telah mengakibatkan harga yang lebih tinggi dan orang-orang sekarat karena kelaparan di seluruh dunia. Tindakan biadab ini harus dihentikan, dan Rusia harus membayar penuh."


Menanggapi gugatan ini, Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan Rusia tidak lagi berada di bawah yurisdiksi Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa. Maka itu, gugatan tersebut tidaklah tepat sasaran.

"Kami meninggalkan (yurisdiksi) dokumen terkait. Karena itu, di sini jawabannya sangat jelas," katanya.

Rusia sebelumnya telah menolak tuduhan Ukraina yang menyebut pihaknya mencuri dari wilayah yang telah didudukinya di negara itu.

Majalah Forbes menempatkan kekayaan bersih Akhmetov sebesar US$ 15,4 miliar (Rp 228 triliun) pada 2013. Sejak itu, kerajaan bisnisnya terganggu oleh peperangan di wilayah Timur Ukraina yang terjadi sejak 2014.

 

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar