Rusia Terancam Default Padahal Mampu Bayar Utang, ini Penyebabnya

Senin, 27/06/2022 06:55 WIB
Presiden Rusia Valdimir Putin (Tribun)

Presiden Rusia Valdimir Putin (Tribun)

Rusia, law-justice.co - Pada hari Minggu (26/6/2022), Rusia mendekati default (gagal bayar). Ini akan menjadi default pertama negara itu dalam beberapa dekade.


Rusia dilaporkan berjuang mempertahankan pembayaran obligasi US$ 40 miliar sejak serangan ke Ukraina pada 24 Februari 2022 lalu. Perang tersebut memicu rentetan sanksi dari Barat dan membuat Rusia keluar dari sistem keuangan global membuat asetnya tidak tersentuh oleh banyak investor.

Pihak Kremlin menegaskan tidak ada alasan untuk mengalami gagal bayar karena sanksi. Pemerintah negara itu menuding Barat mencoba mendorong Rusia ke default buatan.


Head of Sovereign Litigation di Quinn Emanuel, Dennis Hranitzky mengatakan default Rusia sebenarnya sudah diramalkan sejak bulan Maret lalu. Namun pertanyaan berikutnya kapan itu terjadi.

"OFAC (Kantor Pengawasan Aset Asing Departemen Keuangan AS) telah turun tangan untuk menjawab pertanyaan itu untuk kami, dan standardnya sekarang ada pada kami," jelasnya dikutip dari Reuters, Senin (27/6/2022)

Default ini ditengarai bersifat simbolik karena Rusia tidak bisa meminjam ke internasional saat ini dan tidak perlu berterima kasih dari pemasukan minyak dan gas yang besar.


Moskow juga diketahui mencari cara untuk menangani pembayaran yang akan datang dan menghindari default. Pada hari Rabu lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani dekrit untuk prosedur sementara dan memberi waktu 10 hari untuk pemerintah memilih bank untuk menangani pembayaran dalam skema baru.

Sebagai informasi, pembayaran yang berakhir hari ini adalah bunga US$ 100 juta untuk dua obligasi. Pertama dalam mata uang dolar dan satu lagi dalam euro.

Deadline pembayaran Rusia adalah pada 27 Mei. Pembayaran memiliki masa tenggang 30 hari, yang akan berakhir pada hari Minggu (26/6/2022).

Namun, Kementerian Keuangan Rusia mengklaim telah melakukan pembayaran ke National Settlement Depository (NSD) dalam euro dan dolar. Serta juga memastikan pihaknya memenuhi kewajiban.

Meski demikian, rasanya tidak mungkin bahwa dana tersebut akan menemukan jalan mereka ke banyak pemegang obligasi internasional. Bagi banyak pemegang obligasi, tidak menerima uang yang terutang tepat waktu ke rekening mereka merupakan default.

 

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar