Gebrakan Luhut soal Migor, Sistem Baru ini Bakal Mulai Pekan Depan

Sabtu, 25/06/2022 05:00 WIB
Menko marves Luhut Binsar Panjaitan (Sumber: IG @luhut.pandjaitan)

Menko marves Luhut Binsar Panjaitan (Sumber: IG @luhut.pandjaitan)

Jakarta, law-justice.co - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengubah sistem penjualan dan pembelian minyak goreng curah rakyat (MGCR).

Penjualan dan pembelian MGCR harus menggunakan aplikasi PeduliLindungi agar sistem distribusi dari produsen ke konsumen lebih akuntabel. Rencananya masa sosialisasi mulai Senin, 27 Juni 2022.


Ia mengatakan, masa sosialisasi sampai 2 minggu ke depan. Setelah masa sosialisasi selesai, seluruh penjualan dan pembelian minyak goreng curah rakyat akan menggunakan PeduliLindungi atau menunjukkan NIK bagi yang tidak punya aplikasi.

"Setelah masa sosialisasi selesai, masyarakat harus menggunakan aplikasi PeduliLindungi atau menunjukkan NIK untuk bisa mendapatkan MGCR dengan harga eceran tertinggi (HET)," ujar Luhut dalam keterangan resmi, Sabtu (25/6/2022)

Ia mengatakan, pembelian minyak goreng curah rakyat di tingkat konsumen akan dibatasi maksimal 10 kg untuk satu NIK per harinya dan dijamin bisa diperoleh dengan HET Rp 14.000 per liter atau Rp 15.500 per kg.

"MGCR dengan harga tersebut bisa diperoleh di penjual/pengecer yang terdaftar resmi dalam program Simirah 2.0 dan juga melalui Pelaku Usaha Jasa Logistik dan Eceran (PUJLE) yakni Warung Pangan dan Gurih," jelas Luhut.

Luhut menyebut upaya pemerintah dalam melakukan perubahan sistem ini untuk memberikan kepastian akan ketersediaan dan keterjangkauan harga minyak goreng bagi seluruh lapisan masyarakat.

Penggunaan PeduliLindungi disebut berfungsi jadi alat pemantau dan pengawasan di lapangan untuk memitigasi adanya penyelewengan di berbagai tempat yang dapat menyebabkan terjadinya kelangkaan juga kenaikan harga minyak goreng.

Pemerintah juga telah melakukan berbagai upaya untuk merespons sengkarut harga minyak goreng yang terjadi sejak beberapa bulan lalu. Beberapa langkah yang diambil disebut mulai membuahkan hasil dengan semakin turunnya harga minyak goreng curah di beberapa daerah.

"Saya ingin nantinya distribusi bisa dipastikan berjalan hingga ke level terbawah. Jangan sampai ada daerah yang tidak mendapatkan minyak goreng curah rakyat di bawah kebutuhannya. Tapi ini semua masih akan membutuhkan waktu," tegas Luhut.

Untuk memastikan masa sosialisasi dan transisi berjalan maksimal, Luhut juga telah membentuk Task Force untuk menyebarluaskan informasi terkait transisi sistem baru kepada masyarakat. Tim ini nantinya akan menyediakan berbagai saluran informasi untuk melayani pertanyaan atau keluhan yang muncul dari masyarakat terkait pembelian minyak goreng curah rakyat.

Sekarang harga eceran tertinggi minyak goreng curah mendekati Rp 14 ribu, tapi Luhut apa yang dilakukan sebagai upaya membangun sistem agar distribusi dan harga minyak goreng curah bisa lebih akuntabel dari produsen sampai ke konsumen.

 

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar