Ternyata Bukan Putin, Sosok ini Ada Dibalik Meroketnya Harga Gas Eropa

Sabtu, 18/06/2022 05:00 WIB
CEO Gazprom, Alexei Miller (The Moscow Times)

CEO Gazprom, Alexei Miller (The Moscow Times)

Jakarta, law-justice.co - Presiden Rusia Vladimir Putin seringkali dituding sebagai figur yang menaikkan harga gas dunia. Hal ini terjadi saat negara yang dipimpinnya itu dikenai sanksi oleh negara-negara Barat setelah menyerang Ukraina.


Meski begitu, anggapan peran Putin dalam kenaikan harga gas global ini tak sepenuhnya benar. Secara langsung, kebijakan terkait aliran pasokan gas Negeri Beruang Putih itu dikendalikan oleh CEO perusahaan energi Gazprom, Alexei Miller.

Dalam krisis energi kali ini, Miller mengatakan pihaknya akan bermain sesuai aturan yang ditetapkan Moskow. Diketahui, Pemerintahan Putin saat ini meminta negara-negara Eropa, yang menggantungkan 40% kebutuhan gasnya dari Moskow, untuk membayar gas dengan mata uang rubel akibat sanksi ekonomi yang mengisolasi Rusia dari valuta asing.

"Produk kami, aturan kami. Kami tidak bermain dengan aturan yang tidak kami buat," kata Miller selama diskusi panel di Forum Ekonomi Internasional Saint Petersburg di kota kedua Rusia.

Miller sendiri bergabung pada perusahaan plat merah itu pada 2002. Direksi berdarah Rusia-Jerman ini masuk ke Gazprom dengan latar belakang sebagai ekonom. Ia mendapatkan gelar Phd dalam ilmu ekonomi di Institut Keuangan dan Ekonomi Leningrad.

Dari segi kekayaan, orang juga juga dekat dengan Putin ini juga masuk dalam jajaran miliuner Rusia. Media ABTC menyebut kekayaannya menembus US$ 2,5 miliar atau setara Rp 37 triliun.


Miller juga merupakan salah satu eksekutif dengan bayaran tertinggi di Rusia. Ia disebut-sebut telah memperoleh gaji sebesar US$ 27 juta atau hampir Rp 400 miliar dari perusahaan itu.

Sebagai orang dekat Putin, Miller juga menjadi salah satu figur paling berpengaruh di Moskow. Majalah Forbes bahkan menobatkan Miller sebagai manusia paling berpengaruh dunia peringkat 54 pada tahun 2015.

Sementara itu, selama aturan Putin ini berlaku, Gazprom telah memutus pasokan gasnya ke beberapa negara di Eropa. Salah satunya adalah Polandia dan Bulgaria akibat menolak untuk membayar dengan rubel.

 

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar