Dicecar DPR soal Skandal Investasi GOTO, Begini Jawaban Bos Telkom

Rabu, 15/06/2022 10:55 WIB
Direktur Utama yang juga CEO Telkom Group, Ririek Adriansyah (Net)

Direktur Utama yang juga CEO Telkom Group, Ririek Adriansyah (Net)

Jakarta, law-justice.co - Direktur Utama yang juga CEO Telkom Group, Ririek Adriansyah, menghadiri Rapat Panitia Kerja (Panja) Instrumen Pengawasan untuk menelusuri investasi Rp 6,3 triliun yang dilakukan PT Telkomsel ke GoTo (Marger perusahaan Gojek Indonesia dan Tokopedia) bersama Komisi VI DPR RI.

Kepada wartawan, Ririek memastikan investasi Telkomsel di Gojek Tokopedia atau GoTo sudah sesuai dengan Good Corporate Governance (GCG). Pernyataan tersebut disampaikan Ririek setelah mengikuti Rapat Panja Investasi BUMN pada Perusahaan Digital Komisi VI DPR RI.

“Jadi, saya dan Dirut Telkomsel memberi penjelasan meliputi garis rencana Telkom ke depan ekspansi dan sebagainya, demikian juga kita juga sampaikan proses investasi Telkomsel di GoTo yang kami yakini proses itu sudah memenuhi berbagai prinsip GCG yang berlaku,” kata Ririek usai Rapat Panja di Gedung Komisi VI DPR, Selasa (14/6).


Ririek menyambut baik anggota Panja DPR yang memberikan kesempatan kepadanya untuk menjelaskan mengenai investasi tersebut. Ia merasa forum itu bisa dijadikan tempat untuk menjawab berbagai pertanyaan yang berkembangan mengenai investasi Telkomsel di GoTo.

Ririek menegaskan investasi Telkomsel di platform tersebut juga tidak melibatkan Kementerian BUMN.

“Secara umum investasi memang diterapkan oleh Telkomsel dan tentunya di Telkomsel ada juga pemegang saham lain, Singtel yang lebih berpengalaman dan juga lebih independen. Kemudian sampai ke berbagai proses, sudah diverifikasi tim, dibawa ke rapat direksi Telkomsel, dan sampai di Komisaris Telkomsel, kemudian sampai ke pemegang saham dalam hal ini Telkom dan Singtel,” terang Ririek.

“Jadi keputusan ini tidak melibatkan Komisaris Telkom, apalagi Kementerian BUMN. Itu enggak ada. Memang aturan UU seperti itu,” tambahnya.

Ririek menjelaskan ketika investasi di digital pihaknya memperhatikan juga capital gap dan potensi sinergi valuenya. Ia mengungkapkan di investasi GoTo ini, Telkomsel di 2021 mencatat income revenue sebesar Rp 473 miliar.

“Nah di Kuartal I tahun 2022 itu sudah ada sekitar Rp 153 Miliar. Artinya kalau dikalikan empat saja itu sudah sekitar Rp 600 M lebih, sudah ada pertumbuhan sekitar 25 persen dibanding income revenue di tahun 2021,” jelas Ririek.

Ririek memastikan pencapaian tersebut menunjukkan tidak benar kalau investasi di GoTo membuat rugi. Ia menyebut kemarin harga saham GoTo Rp 368. Apabila dibandingkan ketika Telkomsel investasi ada di Rp 270 sehingga malah mencatat dana Rp 2,8 triliun.

Ririek mengungkapkan pihaknya juga memberikan interim report kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Sehingga bisa diketahui perkembangan perusahaan.

Ririek menjelaskan dalam laporan khususnya terkait investasi GoTo juga dimasukkan unrealized loss. Meski begitu, ia memastikan saat ini masih untung.

“Ada investor yang masuk setelah kita yang belum akhir tahun. Itu harga saham per lembar Rp 375, sehingga tahun 2021 kita mencatat fund release dari Rp 270 menjadi Rp 375 atau setara dengan hampir Rp 2,5 triliun,” ungkap Ririek.

“Ketika IPO harga saham GoTo kan Rp 338, artinya lebih rendah dari Rp 375 karena itu di 2021 kita di interim report kita mencatat unrealized loss Rp 821 M Sebenarnya Rp 338 pun kalau dibandingkan Rp 270 itu masih untung,” pungkasnya.

 

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar