WHO Sampaikan Cacar Monyet Menyebar karena Seks, Gay & Biseks

Sabtu, 28/05/2022 05:14 WIB
Cacar Monyet Menyebar karena Seks, Gay & Biseks Waspada Foto CNBC

Cacar Monyet Menyebar karena Seks, Gay & Biseks Waspada Foto CNBC

law-justice.co - WHO: Cacar Monyet Menyebar karena Seks, Gay & Biseks Waspada


Cacar monyet adalah infeksi virus yang ditandai dengan bintil bernanah di kulit. Cacar monyet atau monkeypox.

Pada awalnya, penyakit cacar monyet memiliki gejala yang serupa dengan cacar air, yaitu bintil berair. Seiring perkembangan penyakit, bintil berair berubah menjadi bernanah dan menimbulkan benjolan di leher, ketiak, atau selangkangan akibat pembengkakan kelenjar getah bening.


Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberi peringatan pada penyakit cacar monyet (monkeypox). Lonjakan kasus ternyata terjadi di kelompok pria penyuka sesama jenis yang melakukan hubungan seks di antara mereka.
Hal itu dikatakan pejabat WHO dalam Q&A di saluran media sosial lembaga PBB itu, dikutip CNBC International, Selasa (24/5/2022). Meskipun virus itu sendiri bukan infeksi menular seksual yang umumnya menyebar melalui air mani dan cairan vagina, lonjakan kasus tampaknya telah menyebar di antara pria yang berhubungan seks dengan pria lain.

 

"Banyak penyakit dapat menyebar melalui kontak seksual. Anda bisa terkena batuk atau pilek melalui kontak seksual, tetapi itu tidak berarti bahwa itu adalah penyakit menular seksual," kata penasihat WHO tentang HIV, hepatitis, dan infeksi menular seksual lainnya, Andy Seale.

Hal senada juga dikatakan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC). Senin waktu setempat, peringatan diberikan ke pria gay dan biseksual bahwa cacar monyet tampaknya menyebar di komunitas itu secara global.

CDC memperingatkan orang-orang untuk mengambil tindakan pencegahan jika mereka telah melakukan kontak dekat dengan seseorang yang mungkin memiliki virus. Mereka diminta waspada akan gejala yang timbul.

Pejabat CDC, Dr John Brooks, menekankan bahwa siapa pun dapat tertular cacar monyet melalui "kontak pribadi yang dekat" terlepas dari orientasi seksualnya. Namun, Brooks berujar memang banyak orang yang terkena dampak secara global sejauh ini adalah pria yang mengidentifikasi diri sebagai gay atau biseksual.

"Meskipun mereka mungkin memiliki peluang lebih besar terkena cacar monyet saat ini, itu tidak berarti risikonya terbatas hanya pada komunitas gay dan biseksual," jelasnya.

"Kami ingin membantu orang membuat keputusan terbaik untuk melindungi kesehatan mereka dan kesehatan komunitas mereka dari cacar monyet," kata Brooks.

Cacar monyet biasanya dimulai dengan gejala yang mirip dengan flu termasuk demam, sakit kepala, nyeri otot, kedinginan, kelelahan, dan pembengkakan kelenjar getah bening. Kemudian berkembang menjadi ruam tubuh pada wajah, tangan, kaki, mata, mulut atau alat kelamin yang berubah menjadi benjolan yang kemudian menjadi lecet.

Sudah 200 Kasu diseluh dunia

Setidaknya ada 200 kasus yang dikonfirmasi. Wabah pun sudah menyebar di 12 negara.

"Kami telah melihat beberapa kasus di Eropa selama lima tahun terakhir, (sebelumnya) hanya pada pelancong," kata Dr. Rosamund Lewis, yang menjalankan penelitian cacar WHO.

"Tetapi ini adalah pertama kalinya kami melihat kasus di banyak negara pada saat yang sama, pada orang yang belum bepergian ke daerah endemik di Afrika," tambahnya.

 

Gejala Cacar Monyet
Gejala cacar monyet akan muncul 5–21 hari sejak penderitanya terinfeksi virus monkeypox. Gejala awal cacar monyet adalah:

-Demam
-Letih atau lemas
-Menggigil
-Sakit kepala
-Nyeri otot
-Pembengkakan kelenjar getah bening, yang ditandai dengan benjolan di leher, ketiak, atau selangkangan

 

Vaksin yang digunakan untuk mencegah cacar disebut tampaknya sekitar 85% efektif dalam mencegah cacar monyet dalam penelitian observasional di Afrika. Tetapi vaksinnya tidak tersedia secara luas.

Sementara itu kemarin, Belgia menjadi negara pertama yang mewajibkan karantina bagi penderita. Masa berlaku aturan ini hingga tiga pekan.

 

(Patia\Editor)

Share:
Tags:




Berita Terkait

Komentar