Bukan Pemimpin, Indonesia Paling Banyak Lahirkan Pelawak saat Krisis

Kamis, 26/05/2022 18:40 WIB
Ketum Partai Gelora Anis Matta Dukung Bobby Nasution. (Istimewa).

Ketum Partai Gelora Anis Matta Dukung Bobby Nasution. (Istimewa).

Jakarta, law-justice.co - Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia, Anis Matta menyatakan bahwa krisis selalu melahirkan tiga kelompok.

Tiga kelompok itu kata dia, yakni pertama orang gagal, kedua para pelawak dan ketiga pemimpin baru.

Hal itu disampaikan Anis Matta saat Halal bihalal DPW Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) di Jakarta beberapa waktu lalu.

"Mesir sejarahnya selalu melahirkan tirani, dari dulu sejak Nabi Musa, Nabi Yusuf sampai sekarang. Semua azab juga ada disitu, makanya hidupnya orang Mesir itu, sedih aja dari dulu. Tapi bangsa ini (Indonesia) yang paling banyak memproduksi anekdot, jadi pelawak di muka bumi ini. Melahirkan para pelawak saat krisis," kata Anis.

Dia mengatakan, seorang pelawak akan melawan krisis yang semakin berat dengan menertawakan beban hidupnya, karena tidak mempunyai solusi apapun untuk mengakhiri krisis.

"Para pelawak ini, cara melawan krisis dalam beban hidupnya yang makin berat itu tidak ada penjelasannya, tidak ada solusinya. Ya bisanya ditertawain itu krisis" tuturnya.

Untuk itu, kata dia, mengapa orang Indonesia selalu mengatasi masalah dengan masalah baru, karena memang tidak punya solusi dalam mengatasi krisis.

"Lahirnya para pelawak di tengah krisis ini menunjukkan, bahwa secara emosional, kognitif dan psikologis tidak menyelesaikan krisis, karena krisis ini dianggap tidak terlalu berat, kita tertawain itu krisis," ujarnya.

Anis menilai Indonesia harus melahirkan pemimpin baru agar bisa melewati tiga kelompok krisis tersebut. Ia mengklaim, Partai Gelora akan mendorong lahirnya pemimpin-pemimpin baru yang memiliki ide-ide baru.

"Di Pemilu 2024, orang-orang lama pergi dan orang-orang baru muncul. Semua generasi Orde Baru akan selesai masanya pada 2024. Pemilu 2024 akan menjadi momentum pergantian generasi," tuturnya.

Pendirian Partai Gelora, kata dia, dalam rangka mengisi pergantian generasi tersebut, agar ada perubahan yang signifikan di Indonesia, baik secara politik, demokrasi maupun kehidupan masyarakat yang lebih baik.

"Tahun 2024 menjadi momentum pergantian sistem kepemimpinan global atau tatanan dunia, yang lama akan diganti dengan yang baru. Karena pada tahun 2024, tidak hanya Indonesia yang menggelar Pileg dan Pilpres, tapi juga Amerika Serikat dan Rusia," ujarnya.

Anis Matta berharap Partai Gelora bisa melahirkan peradaban baru bagi Indonesia, yang mulainya dari sebuah mimpi, tapi perlahan-lahan mulai menjadi suatu kenyataan.

"Mudah-mudahan dari tipe kelompok ini, Partai Gelora ditakdirkan menjadi pemimpin baru, karena krisis pertanda lahirnya pemimpin baru. Insya Allah Partai Gelora menjadi jawaban dari krisis tersebut," katanya.

(Annisa\Editor)

Share:
Tags:




Berita Terkait

Komentar