Berkah Ditengah Pandemi, RI Berhasil Kurangi Utang Luar Negeri

Senin, 23/05/2022 18:40 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani (VOI)

Menteri Keuangan Sri Mulyani (VOI)

Jakarta, law-justice.co - Kenaikan harga komoditas membawa berkah buat Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Sejauh ini, APBN 2022 masih membukukan surplus sehingga bisa mengurangi penarikan utang.


Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan, dalam konferensi pers APBN Kita edisi Mei 2022, Senin (23/5/2022), melaporkan harga berbagai komoditas dunia naik gila-gilaan. Gas alam naik 125,8% secara year-to-date (ytd), batu bara 166,1%, minyak brent 45,7%, minyak sawit mentah (CPO) 20,9%, gandum 55,6%, jagung 31,5%, kedelai 28,1%, dan biji-bijian 15,5%.

"Terang penerimaan pajak tinggi karena komoditas. Namun tidak seluruhnya, sektor yang dipengaruhi pergerakan komoditas hanya 12%. Penerimaan pajak tinggi tidak langsung dipengaruhi komoditas, tetapi juga karena didorong pemulihan ekonomi," jelas Bendahara Negara.


Pada Januari-April 2022, lanjut Sri Mulyani, penerimaan pajak tercatat Rp 567,69 triliun, atau 48,8% dari target APBN. Tumbuh 51,49% dari tahun lalu.


Secara keseluruhan, penerimaan negara hingga akhir April tercatat Rp 853,6 triliun. Melonjak 45,9% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Sementara belanja negara adalah Rp 750,5 triliun. Tumbuh terbatas 38% dari tahun sebelumnya.

Oleh karena itu, APBN 2022 hingga April masih mencatat surplus Rp 103,1 triliun. Angka ini setara dengan 0,58% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).


Hasilnya, pemerintah pun bisa mengurangi utang. Hingga akhir April, total pembiayaan utang tercatat Rp 155,9 triliun.

"Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan tahun lalu, April Rp 414,19 triliun. Ini drop 62,4%," ungkap Sri Mulyani.

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar