Kesehatan Putin Disebut Memburuk: Membuat Situasi Kremlin Kacau

Senin, 23/05/2022 15:00 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin (Foto: Istimewa)

Presiden Rusia Vladimir Putin (Foto: Istimewa)

Jakarta, law-justice.co - Baru-baru ini, situasi di Kremin dikabarkan tengah kacau karena kondisi kesehatan Presiden Rusia, Vladimir Putin yang dikabarkan terus memburuk.

Begitu informasi yang didapatkan oleh mantan pejabat intelijen Inggris (MI6), Christopher Steele yang diungkap ketika melakukan wawancara dengan LBC News baru-baru ini.

Steele adalah intelijen yang juga mendapatkan informasi mengenai hubungan kemenangan Donald Trump dan campur tangan Rusia dalam pilpres AS 2016 lalu.

Kali ini, Steele menyebut, Putin terus-menerus ditemani oleh tim dokter karena kondisinya yang menurun.

"Pertemuan dewan keamanan yang seharusnya berlangsung selama satu jam penuh sebenarnya dipecah menjadi beberapa bagian. Dia (Putin) keluar dan menerima semacam perawatan medis di antara bagian-bagian itu," kata Steele.

Spekulasi bahwa Putin sakit telah muncul ketika ia duduk berjauhan dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Februari yang menolak untuk dites Covid-19.

Selain itu, wajah Putin juga disebut-sebut bengkak karena kanker darah yang ia derita.

Tracy Walder, yang bertugas di Pusat Kontraterorisme CIA dan sebagai agen khusus FBI, mengatakan pada Februari bahwa penampilan dan tindakan Putin sangat berbeda.

Bulan lalu, Putin tampak gemetar dan mencengkeram meja saat berbicara dengan menteri pertahanannya.

The Week telah melaporkan rekaman audio tentang oligarki terkait Kremlin yang mengacu pada “kanker darah” Putin.

Sementara itu, Kremlin membantah bahwa Putin sakit.

Kendati begitu, Steele bersikeras bahwa jelas Putin sedang sakit, walaupun detailnya tidak diketahui.

"Itu tentu saja memiliki dampak yang sangat serius pada pemerintahan Rusia saat ini. Ada peningkatan kekacauan di Kremlin dan kekacauan pada kenyataannya, bahwa tidak ada kepemimpinan politik yang jelas datang dari Putin yang semakin sakit, dan bahwa dalam istilah militer struktur komando dan sebagainya tidak berfungsi sebagaimana mestinya,” pungkasnya.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar