Heboh Safa di Twitter, Fenomena Militansi Fandom K-Pop

Sabtu, 21/05/2022 18:40 WIB
Member NCT Dream Jaemin dan Renjun (Net)

Member NCT Dream Jaemin dan Renjun (Net)

Jakarta, law-justice.co - Keributan di Twitter menjadi trending topik hingga Sabtu (21/5/2022) saat ini. Perseteruan Safa dengan sesama NCTzen begitu sebutan penggemar Boy Band Korea Selatan NCT Dream.

Cerita bermula dari dari cuitan-cuitan Safa tentang dua personel NCT Dream, Na Jaemin dan Hwang Renjun, yang dianggap bernada kebencian. Cuitannya pun menimbulkan keresahan bagi penggemar Jaemin dan Renjun NCT. Wanita 19 tahun itu akhirnya dikonfrontasi sejumlah penggemar NCT yang tidak terima idolanya dihina.

Salah satu penggemar bahkan mengancam akan melaporkan Safa ke polisi. Lebih lanjut, Safa diminta menuliskan permintaan maaf yang ditandatangani di atas materai. "Kalau Safa nggak mau ngelakuin itu semua, aku bakal bawa ini ke ranah hukum. Aku serius dan aku nggak main-main," ujar wanita dengan display name Berflowerrr di Twitter.

"Aku disini sebagai emaknya 7Dream dan aku mau ngebelain anak-anaknya aku, Na Jaemin sama Hwang Renjun," sambungnya.


Militansi Fandom K-Pop
Perseteruan Safa di Space Twitter membuktikan fandom KPop begitu powerful. Pasalnya setiap orang yang bergabung dalam fandom memiliki perannya masing-masing. Dari hasil studi yang dilakukan HILL ASEAN, setiap fandom memiliki community leaders, creators, organizers, dan guardians.

"Hal yang membuat fandom itu menjadi sangat powerful karena di dalam komunitas ini, masing-masing individu yang tergabung memiliki peran, tidak hanya sebagai recipient (penerima). Mereka bukan hanya sebagai orang yang mengonsumsi apa pun yang diberikan oleh subject atau object yang mereka gemari," tutur Devi Attamimi, Institute Director HILL ASEAN dalam acara virtual yang dihelat pada Kamis (19/5/2022).

Dan inilah peran guardians sebagai anggota fandom KPop. Mereka berada di garda terdepan untuk berhadapan dengan haters yang menuliskan ujaran kebencian tentang idolanya. Seperti dalam perseteruan Safa, penggemar Jaemin dan Renjun NCT menindaklanjuti wanita yang memancing emosi banyak penggemar karena cuitannya.

Guardians juga berusaha meminimalisir berita-berita buruk dengan memberikan aturan. Semisal ada salah satu anggota fandom KPop yang menyimpang, guardians tak segan untuk menegur dan speak up.

"Di dalam fandom KPop ada yang berperan sebagai guardians, tentu tujuannya tidak cancel culture. Inilah fungsi guardians. Kalau misalnya ada fans yang terlalu ekstrem, dia yang meminimalisir atau menetralisir berita-berita (buruk), supaya orang-orang tahu bahwa orang itu tidak merepresentasikan fandomnya, dia adalah oknum," jelas Devi.

Apa saja peran dalam fandom KPop selain guardians? Apa yang membuat fandom berkembang pesat? Klik halaman selanjutnya.

 

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:
Tags:




Berita Terkait

Komentar