Yanuar Rizki, Pengamat Ekonomi Keuangan

Menggangsir Telkomsel Lewat Saham GoTo, Cara Mafia KKN

Kamis, 19/05/2022 10:32 WIB
Pengamat Ekonomi Keuangan Yanuar Rizky (media emiten)

Pengamat Ekonomi Keuangan Yanuar Rizky (media emiten)

[INTRO]
Menggangsir Telkomsel Lewat Saham GoTo, Cara Mafia KKN
Yanuar Rizki, Pengamat Ekonomi Keuangan
 
 
Pagi ini banyak bertebaran di media arus utama (mainstream) dengan narasunber Telkom, Kementrian BUMN dan opini spoke peraon dengan berbagai narasinya.
 
1. Telkomsel masuk ke Goto adalah investasi jangka panjang untuk ekosistem digital
 
Apa sih investasi itu? Definisi termudah adalah transaksi hari ini untuk masa depan. Lalu apa masa depan? Katanya ekosistem digital
 
Kalau investasi jangka panjang, maka ukurannya bukan aset portofolio, tapi pengendalian. Lalu, kita tak usah berdebat panjang Laporan Keuangan Telkom mengakui, mengukur dan mencatat investasi Tsel di goto adalah investasi portopolio saham.
 
Jadi, yang paling mudah dicerna Telkom menjadi tak ada bedanya dengan hedge fund yang mengkoleksi saham perusahaan teknologi. Jadi, ekosistem yang dimaksud adalah koleksi saham perusahaan teknologi???
 
Kalau saya mengajukan kontra kebijakan, maka ekosistem digital akan saya lakukan seperti saya pernah berkunjung ke Bayer Mosanto saat Dinas waktu di Pupuk Indonesia ke Amerika Serikat. 
 
Bayer Mosanto melakukan investasi dengan melakukan akuisisi start up yang membangun perangkat digital senaor tanah yang ditembak ke satelit jadi data unsur hara tanah. (foto menunjukan bahwa yang saya kemukakan, memang bukan hoax saya kesana haha)
 
Ekosistem yang mereka investasi adalah teknologi (yang ada barsngnya) untuk dipakai dalam transformasi dari perusahaan produk benih menjadi perusahaan yang menjual jasa menanam benih dan pemupukannya sesuai dengan soil tes tanah petani
 
Jelas bedanya, investasi ekosistem digital dari sisi alat dan saham digital.
 
Dengan uang USD 300 juta Obligasi Konversi tanpa bunga yang ditukar saham ditambah hal right USD 150 juta, yang jika dirupiahkan Rp6,4Triliun
 
Saya rasa, mari kita berhitung logika uang itu dipakai beli barang digital (terimplementasi) di ekosistem hulu ke hilir, dibandingkan dengan investasi saham goto yang sampainya ke barang ekosistem seperti yang dilakukan mosanto kapan?, mana yang lebih logis?
 
Ya, setiap orang punya pandangan, tapi saya mengajak kita kritis, masa depan seperti apa dari cerita ekoaistem yang ingin dibangun negara dari uangnya?
 
2. Soal tekor saham, itu fluktuasi, mark to market, telkomsel jangka panjang bukan cari cuan main saham
 
Atas hal ini, gini ya karena dalam standar akuntansi seberbusa apapun ngomong long term, ini dicatat sebagai aset keuangan saham. 
 
Dan, dunia sudah berubah, PSAK 71 yang diberakukan di Indonesia di tahun buku 2020 mewajibkan melakukan impair (dibiayakan) ke rugi (terealisasi) selisih harga perolehan dengan harga pasar
 
Artinya, kalo Telkom bilang Telkomsel jangka panjang (hold), maka Rugi Laba Telkom akan disandera harga saham goto. Itu fakta, akan selalu keluar biaya impair setiap mark to market dibawah harga perolehan.
 
Jadi, telkom menjadi penjaga ekosistem harga saham goto, itu makna investasi aset keuangan yang dinyatakan jangka panjang
 
Itu fakta, jadi kita liat di depan kurva lebih sibuk mikir ekosistem digital terbangun untuk kebutuhan usaha sektor riil rakyat naik kelas atau jadi sinterklas bagi ekosistem kelas menengah yang ada dalam ekosistem main saham goto?
 
3. Kebijakan jangan dikriminalisasi, untuk iklim investasi
 
Rasanya, kita belum lupa krisis moneter asia menjadi krisis perbankan di Indonesia diakibatkan oleh penyaluran kredit yang nepotisme, dengan disalurkan sendiri ke grup oligarki yang punya bank, dari dana tabungan masyaralat
 
Kita mengucurkan BLBI untuk menjamin deposan tidak hilang uangnya..recovery rate aset di BPPN 29%.
 
Jadi, apa poinnya?
 
Simpel, pengambil kebijakan boleh salah, tapi ngak boleh bohong ...
 
Bohong soal niatnya...
 
Kata orang niat susah mengukurnya, tapi pengalaman krisis 98 dan regulasi di banyak negara, transaksi harus bebas konflik kepentingan...
 
Ini dimulai dari Obligasi Konversi Telkomsel tanpa bunga ke Goto
 
Ijin, pengalaman saya sebagai Komisaris Independen di Pupuk Indonesia, kalau ada BUMN di sektor agro pinjam uang untuk bayar gaji, masih ada bunganya loh...
 
Jadi bagi saya, secara nalar tanpa bunga patut dipertanyakan, terlebih ada hubungan afiliasi antara Menteri BUMN dan Komut Goto, konflik kepentingan antara Komisaris Telkom yang juga Lawyer Goto
 
Rasanya, sikap kritis adalah ciri negara demokrasi... kalo salah investasi, tapi tidak bohong dan menguntungkan pihak tertentu, tak ada unsur kriminalisasi
 
Tapi, memastikan itu tak ada unsur menguntungkan pihak tertentu, yang kredibel dan berwibawa ya jalan hukum negara
 
Hukum yang akan membebaskan anda dari kriminalisasi sepanjang alat bukti unsur KKN tidak ada... tapi, anda pun harus ksatria menerima jalan hukum, bukan permainan opini jangan kriminalisasi
 
Status ini mungkin tak akan merubah apapun, akan kalah dengan hujan pembentukan opini dengan kekuasaan...
 
Tapi, sekali lagi, kalau kita ingin bangsa ini maju, jangan lelah untuk bersuara dan menguji setiap fakta dengan logika....
 
 

(Tim Liputan News\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar