Infeksi Kolera Mewabah di Pakistan Imbas Gelombang Panas

Rabu, 18/05/2022 18:20 WIB
Ilustrasi wabah kolera (Net)

Ilustrasi wabah kolera (Net)

Pakistan, law-justice.co - Ribuan orang di Pakistan terinfeksi wabah kolera. Hal ini terkait ketersediaan air minum bersih yang langka akibat gelombang panas ekstrem menerjang wilayah Asia Selatan, seperti Pakistan dan India.


Kasus kolera pertama kali diidentifikasi di Pir Koh, sebuah kota pegunungan terpencil di provinsi Balochistan, pada 17 April lalu. Sejak itu, lebih dari 2.000 orang telah terinfeksi dan enam meninggal, menurut Dr Ahmed Baloch, dari departemen kesehatan Balochistan.

"Bendungan utama negara berada pada tingkat sekarat sekarang, dan sumber air menjadi langka serta diperebutkan," kata Sherry Rehman, Menteri Perubahan Iklim Pakistan dikutip dari CNN (18/5/2022).

"Ini adalah krisis eksistensial yang mencakup semuanya dan harus ditanggapi dengan serius," sambungnya.

Wabah kolera ini terjadi karena Pakistan menghadapi krisis air yang serius akibat gelombang panas. Menurut Departemen Meteorologi Pakistan, gelombang panas telah berlangsung lama di seluruh negara itu sejak awal bulan ini.

Jacobabad, salah satu kota terpanas di dunia, di provinsi Sindh tengah, mencatat suhu 51 derajat Celcius (123,8 derajat Fahrenheit). Suhu tinggi rata-rata di kota bulan ini adalah sekitar 45 derajat Celcius (113 derajat Fahrenheit).

Kolera adalah penyakit diare akut yang membunuh ribuan orang di seluruh dunia setiap tahun. Penularannya terbilang mudah dan cepat akibat mengonsumsi makanan atau air yang terkontaminasi bakteri vibrio cholerae.

Para ilmuwan telah memperingatkan dampak parah dari perubahan iklim pada kesehatan manusia, meningkatnya suhu salah satunya mendorong penyebaran patogen berbahaya seperti kolera.

 

 

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar