Bandingkan dengan SBY, Demokrat Sindir Kepuasan ke Jokowi Drop

Senin, 16/05/2022 11:08 WIB
Demokrat sindir tingkat kepuasan ke Jokowi drop (detik)

Demokrat sindir tingkat kepuasan ke Jokowi drop (detik)

Jakarta, law-justice.co - Turunnya tingkat kepuasan terhadap Presiden Joko Widodo atau Jokowi langsung disindir oleh Partai Demokrat. Partai yang dipimpin Agus Harimurti Yudhyono atau AHY tersebut lantas membandingkannya dengan masa Susilo Bambang Yudoyono atau SBY menjadi presiden.

Demokrat mengaku turunnya kepuasan terhadap Presiden Jokowi sesuai dengan prediksi mereka. Demokrat menyebut pemerintah belum mengatasi masalah-masalah yang ada di masyarakat.

"Sudah diprediksi, kepuasan terus menurun karena pemerintah tidak sigap mengatasi masalah-masalah yang riil," kata Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendrta Putra.

Herzaky menilai turunya tingkat kepuasan terhadap presiden sebesar enam persen dalam waktu sebulan, perlu jadi perhatian. Angka itu dinilainya besar, terlebih biasanya lembaga survei mengumumkan tidak dalam waktu sebulan.

"Itu besar, karena biasanya tiap tiga bulan, dan hasilnya beda tipis. Tiga atau enam bulan sekali. Ini penurunan drastis, ini puncak ketidakpuasan masyarakat," katanya.

Survei ini disebutnya menjadi pengingat pemerintah. Menurut Herzaky, survei kepuasan pada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yang pernah jadi Ketua Umum Partai Demokrat, tidak pernah serendah itu.

"Ini alarm, bahaya. Nggak pernah serendah itu Pak SBY. Tidak pernah serendah itu setahu saya. Harapan kami kondisi ekonomi kembali membaik," ujarnya.

Banyak hal yang disorot oleh Herzaky, salah satunya soal kegagalan pemerintah dalam mengatasi harga minyak goreng. Padahal, pemerintah telah mengeluarkan larangan ekspor bahan baku minyak goreng.

"Kebijakan yang diambil menyetop ekspor sawit untuk kontrol harga, kenyataanya tidak relevan, harga minyak goreng masih tinggi, tidak turun. Padahal kebutuhan dalam negeri jauh lebih kecil dari yang diekspor. Makanya perlu ditinjau kembali," katanya.

"Petani sawit sebelumnya menikmati harga sawit tinggi di internasional, sekarang turun. Ketum kami, Mas AHY (Agus Harimurti Yudhoyono) mengecek ke lapangan, mendengar keluhan. Kebijakan ini membuat mereka tidak punya penghasilan, harganya jatuh," kata Herzaky.

 

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar