Protes Finlandia Mau Gabung NATO, Valdimir Putin: Sebuah Kesalahan!

Minggu, 15/05/2022 11:28 WIB
Vladimir Putin sedang menembak (Tribun)

Vladimir Putin sedang menembak (Tribun)

Jakarta, law-justice.co - Terkait rencana Finlandia untuk bergabung dengan NATO, Presiden Rusia, Vladimir Putin, menyampaikan langsung protesnya saat berbincang dengan Presiden Sauli Niinisto pada Sabtu (14/5).

"Presiden Putin menekankan bahwa melepaskan kebijakan netralitas militer itu merupakan sebuah kesalahan karena tak ada ancaman terhadap keamanan Finlandia," demikian pernyataan Kremlin seperti melansir cnnindonesia.com.

Pernyataan itu berlanjut, "Perubahan semacam itu dalam kebijakan luar negeri [Finlandia] dapat berdampak negatif terhadap hubungan Rusia-Finlandia."

Dalam perbincangan itu, Niinisto secara resmi menyampaikan kepada Putin rencana negaranya untuk mendaftarkan diri menjadi anggota NATO.

"Presiden Niinisto mengumumkan bahwa Finlandia mendaftarkan diri jadi anggota NATO dalam beberapa hari ke depan," demikian kutipan pernyataan yang diunggah di situs Kantor Kepresidenan Finlandia.

Niinisto mengatakan kepada Putin, ia memahami betapa penting permintaan Rusia pada 2021 lalu agar negaranya tak bergabung dengan NATO. Namun, "Invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022 mengubah situasi keamanan Finlandia."

Niinisto juga menegaskan bahwa sejak pertemuan pertama dengan Putin pada 2012 lalu, ia memang sudah menyatakan semua negara merdeka berhak memaksimalkan keamanannya.

"Itu pula yang terjadi sekarang. Dengan bergabung NATO, Finlandia memperkuat keamanan dan menerapkan pertanggungjawabannya. Keputusan ini tak berbeda dengan negara lain," bunyi pernyataan itu.

Finlandia juga menekankan bahwa di masa mendatang, mereka bakal mengurus pertanyaan-pertanyaan terkait hubungannya dengan Rusia secara profesional.

"Perbincangan itu sangat langsung pada intinya dan tanpa ketegangan. Menghindari ketegangan merupakan hal penting," ucap Niinisto.

Selama ini, Putin memang terus mendesak negara-negara tetangganya agar tak bergabung dengan NATO. Peringatan itu kian kuat karena semakin banyak negara Eropa bergabung dalam blok pertahanan tersebut.

Selain Finlandia, Ukraina juga sempat mempertimbangkan untuk bergabung dengan NATO. Keinginan itu menjadi salah satu perkara yang membuat Rusia memutuskan untuk melancarkan invasi pada 24 Februari lalu.

 

 

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar