Kebijakan Zero Covid Disorot Tajam WHO, China Tangkis Tudingan WHO

Rabu, 11/05/2022 20:35 WIB
China masih menghadapi lonjakan besar kasus varian omicron dan memberlakukan lockdown (Reuters)

China masih menghadapi lonjakan besar kasus varian omicron dan memberlakukan lockdown (Reuters)

Beijing, Tiongkok, law-justice.co - Pemerintah China memutuskan untuk meneruskan kebijakan `zero COVID-19` sebagai kebijakan lock-down tanpa toleransi.


Hal tersebut memancing respon dari Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus, yang menyatakan kebijakan tanpa toleransi `zero COVID-19` yang diterapkan China itu tidak bisa dipertahankan lagi.

"Kami tidak berpikir itu berkelanjutan, mengingat perilaku virus dan apa yang sekarang kami antisipasi di masa depan," kata Tedros dalam konferensi pers, dikutip dari Reuters, Rabu (11/5/2022).

Perwakilan Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, merespon soal kritik Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus soal kebijakan `zero COVID-19` di China.

"Kami berharap individu yang relevan akan membuat pandangan yang objektif dan masuk akal tentang protokol dan kebijakan epidemi di China dan mencoba untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang fakta-fakta dan menahan diri dari membuat komentar yang tidak bertanggung jawab," kata Zhao kepada wartawan di Beijing, dikutip dari Bloomber, Rabu  (11/5/2022).

Tedros sendiri menyatakan telah berdiskusi dengan ahli di China dan mengindikasikan bahwa pendekatan zero COVID-19 tidak akan berkelanjutan.

"Kami telah mendiskusikan masalah ini dengan para ahli di China. Dan kami mengindikasikan bahwa pendekatan tersebut (zero COVID-19) tidak akan berkelanjutan. Saya pikir perubahan akan sangat penting," pungkasnya.

 

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar