Waspada! WHO Ungkap 2 Varian Penyebab Naiknya Kasus Covid di Afsel

Kamis, 05/05/2022 09:06 WIB
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus ungkap dua varian penyebab melonjaknya kasus Covid-19 di Afrika Selatan (kompas)

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus ungkap dua varian penyebab melonjaknya kasus Covid-19 di Afrika Selatan (kompas)

Jakarta, law-justice.co - Di tengah menurunnya kasus Covid-19 dunia, Afrika Selatan malah mencatatkan lonjakan kasus baru. Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO menyatakan dua varian turunan Covid-19 Omicron, BA.4 dan BA.5, menjadi penyebab lonjakan kasus infeksi di Afrika Selatan.

Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi pers Rabu (4/5) menjelaskan ilmuwan yang pertama kali menemukan Omicron di selatan Afrika mengatakan subvarian BA.4 dan BA.5 `adalah alasan peningkatan kasus`.

Varian Omicron pertama kali dideteksi di selatan Afrika pada November lalu. Varian ini kemudian menyebar cepat dan menjadi penyebab sebagian besar kasus baru di seluruh dunia.

Omicron dipahami mudah bermutasi dan punya beberapa subvarian dengan BA.2 yang sejauh ini paling dominan. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam laporan epidemiologi terbaru menjelaskan Omicron `telah menciptakan beberapa mutasi tambahan yang mungkin mengubah karakteristiknya`.

Tedros mengatakan saat ini `masih terlalu dini mengetahui subvarian ini dapat menyebabkan gejala lebih parah dibanding subvarian Omicron lainnya`. Afrika Selatan telah dilanda Covid-19 hebat dengan catatan terkonfirmasi lab nyaris 3,8 juta kasus dan 100 ribu kematian.

Saat ini tidak sampai 45 persen penduduk dewasa Afrika Selatan telah menerima dua dosis vaksin. Pada Maret lalu negara ini sempat mengalami dua hari tanpa kasus baru untuk pertama kalinya dalam dua tahun terakhir.

Pada awal April, pemerintahan setempat sempat menyetop pembatasan Covid-19 namun sejak saat itu jumlah kasus naik lagi, sampai 50 persen pada pekan lalu menurut data WHO.

Menurut Tedros temuan di Afrika Selatan ini menunjukkan bahwa pengujian dan sequencing tetap penting.

"Subvarian BA.4 dan BA.5 diidentifikasikan karena Afrika Selatan tetap melakukan sequencing genetic yang sudah berhenti dilakukan banyak negara lain," kata Tedros.

"Di banyak negara, kami pada dasarnya buta bagaimana virus itu bermutasi. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi," ucapnya lagi

 

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar