Tokoh PBNU Minta Tak Politisasi Jokowi Salat Idul Fitri di Yogyakarta

Rabu, 04/05/2022 07:29 WIB
Presiden Jokowi dan kelaurga gelar salat Id di Gedung Agung, Istana Kepresidenan Yogyakarta (kompas)

Presiden Jokowi dan kelaurga gelar salat Id di Gedung Agung, Istana Kepresidenan Yogyakarta (kompas)

Jakarta, law-justice.co - Keputusan Presiden Joko Widodo untuk menjalankan salat Idul Fitri di Istana Kepresidenan Yogyakarta dikritik oleh sejumlah kalangan. Jokowi disebut mereka harus menjalankannya di Masjid Istiqlal, Jakarta. Salah satu yang menyayangkan hal itu adalah Wakil Ketua MPR Fadel Muhammad.

Namun, Katib Syuriah PBNU Hilmy Muhammad atau Gus Hilmy berpandangan lain. Menurutnya, tidak ada kewajiban bagi siapapun untuk menunaikan shalat Idulfitri di suatu tempat tertentu, termasuk Presiden Jokowi.

“Boleh di mana saja. Tidak harus di masjid tertentu. Tidak perlu dipersoalkan. Pak Jokowi itu Presiden Indonesia. Dan Indonesia itu bukan hanya Jakarta,” ujarnya kepada wartawan, Selasa (3/5).

Pria yang juga anggota DPD RI asal DI Yogyakarta tersebut mengapresiasi langkah mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut karena telah menunjukkan perhatiannya kepada daerah. Jika perlu, kata Gus Hilmy, presiden dapat menyelenggarakan acara-acara resmi peringatan kenegaraan di daerah.

“Saya justru mengapresiasi yang dilakukan oleh presiden, membagi waktu, kesempatan, dan perhatiannya ke daerah-daerah," kata Anggota MUI Pusat tersebut.

"Itu juga bisa dilakukan untuk acara-acara peringatan lainnya, dilakukan di daerah-daerah, tidak harus di Jakarta. Saya malah berpikir, umpamanya Presiden bisa mengikuti upacara HUT Proklamasi Kemerdekaan RI di daerah-daerah yang memiliki sejarah penting Kemerdekaan Republik ini, akan menarik, tidak harus di Jakarta. Kenapa tidak?” sambungnya.

Dikaitkan dengan pejabat tinggi lainnya yang turut absen shalat Ied di Masjid Istiqlal, Gus Hilmy menyatakan, lebaran merupakan momentum berkumpul dan bersilaturrahim dengan keluarga dan masyarakat di daerah, maka wajar jika pejabat negara juga melaksanakan ibadah di kampung halaman masing-masing.

Senator asal Yogyakarta itu juga berharap kehadiran orang nomor satu di Indonesia di Yogyakarta itu tidak dimaknai secara politis. Apalagi ini bukan kali pertama mantan Walikota Solo itu tidak mudik.

“Tidak ada bedanya dengan tahun lalu ketika Presiden merayakan Idulfitri di Istana Bogor, tahun ini di Istana Yogyakarta. Tidak perlu dimaknai secara politis, karena memang memiliki agenda di kota budaya ini. Toh beliau juga tidak menggelar halal bihalal,” tutup Gus Hilmy.

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar