Soal Hepatitis Akut, IDI Minta Orang Tua dan Tenaga Kesehatan Waspada

Rabu, 04/05/2022 06:21 WIB
Adib Khumaidi Ketua Umum IDI 2022-2025 (Tribun)

Adib Khumaidi Ketua Umum IDI 2022-2025 (Tribun)

Jakarta, law-justice.co - Indonesia beberapa hari terakhir dihebohkan dnegan kemunculan penyakit hepatitis akut. Pasalnya, penyakit ini sudah mengorbankan tiga orang anak di Jakarta beberapa waktu lalu. Karena itu, Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Adib Khumaidi meminta seluruh tenaga kesehatan dan orangtua mewaspadai gejala hepatitis akut, terlebih pada masa mudik Lebaran saat ini.

Hal ini terkait adanya surat edaran dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) serta Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melalui Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dengan nomor surat HK.02.02/C/2515/2022 tentang Kewaspadaan terhadap Penemuan Kasus Hepatitis akut yang Tidak Diketahui Etiologinya (Acute Hepatitis Of Unknown Aetiology) pada 27 April 2022.

"Agar seluruh organisasi profesi medis di bawah IDI, seluruh dokter dan tenaga kesehatan yang bertugas di berbagai jenis fasilitas kesehatan tingkat pertama yakni puskesmas, posyandu, klinik praktik mandiri, serta dokter praktik perorangan juga mewaspadai setiap gejala Hepatitis akut pada anak dan dewasa," ujar Adib seperti dikutip dari siaran pers PB IDI, Selasa (3/5/2022).

Adib menjelaskan, hepatitis akut yang masih belum diketahui penyebabnya ini memiliki gejala antara lain perubahan warna urine (gelap) dan/atau feses (pucat), kuning, gatal, nyeri sendi, atau pegal-pegal. Kemudian demam tinggi, mual, muntah, atau nyeri perut, lesu, dan atau hilang nafsu makan, diare, serta kejang, dan ditandai dengan Serum Aspartate transaminase (AST) / SGOT atau Alanine transaminase (ALT) / SGPT lebih dari 500 U/L.

"Saat ini, Hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya ini telah secara resmi dipublikasikan sebagai kejadian luar biasa (KLB) oleh Badan Kesehatan Dunia WHO," ungkap Adib.

Dia menambahkan, sejak resmi dipublikasikan sebagai KLB oleh WHO, jumlah laporan kasus ini terus bertambah. Tercatat lebih dari 170 kasus dilaporkan di 12 negara. Sementara itu, Kemenkes telah meningkatkan kewaspadaan dalam dua pekan terakhir setelah WHO menyatakan KLB pada kasus hepatitis akut yang menyerang anak-anak di Eropa, Amerika, dan Asia sejak 15 April 2022.

Kasus tersebut belum diketahui penyebabnya. Kewaspadaan meningkat setelah tiga pasien anak yang dirawat di RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta meninggal dunia terkait dugaan hepatitis akut. Adapun kejadian ini berlangsung dalam kurun waktu yang berbeda dengan rentang dua minggu terakhir hingga 30 April 2022. Ketiga pasien ini merupakan rujukan dari rumah sakit yang berada di Jakarta Timur dan Jakarta Barat.

Gejala yang ditemukan pada pasien-pasien ini adalah mual, muntah, diare berat, demam, kuning, kejang, dan penurunan kesadaran. Saat ini, Kemenkes sedang berupaya untuk melakukan investigasi penyebab kejadian hepatitis akut ini melalui pemeriksaan panel virus secara lengkap. Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta sedang melakukan penyelidikan epidemiologi lebih lanjut.

“Selama masa investigasi, kami mengimbau masyarakat untuk berhati-hati dan tetap tenang. Lakukan tindakan pencegahan seperti mencuci tangan, memastikan makanan dalam keadaan matang dan bersih, tidak bergantian alat makan, menghindari kontak dengan orang sakit serta tetap melaksanakan protokol kesehatan,” kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi.

 

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar