Abdullah Gymnastiar (AA GYM)
Membangun Bangsa yang Terpuruk, Soal Radikalisme dan Presiden 2024

Pendakwah Aa Gym (Foto: Istimewa)
[INTRO]
Aa Gym menuturkan bila negara ini tidak ada kelompok radikal dan intoleran. Jika ada, maka kemungkinan negara ini sudah berantakan. Aa Gym sendiri menyatakan bila ia tidak merasa radikal, tidak merasa intoleran, karena bila radikal itu nyata, negara sudah pasti kacau.
Bila kita mendengar nama Aa Gym tentu sangat akrab dengan materi ceramahnya yang membawa damai dan menyejukkan hati. Selain menyejukkan, Aa Gym dikenal populer oleh publik karena mengenalkan cara berdakwah dengan konsep yang unik dengan gaya teatrikal.
Hal tersebut dibarengi dengan menyampaikan pesan dakwah yang praktis dan umum diterapkan pada kehidupan sehari-hari. Aa Gym dikenal sebagai penemu konsep PDLT, kepanjangan dari "Perbaiki Diri dan Lakukan Terbaik" untuk Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) di Indonesia.
Aa Gym memiliki nama asli Yan Gymnastiar atau Abdullah Gymnastiar lahir di Bandung pada Tanggal 29 Januari 1962 dan pendiri Pondok Pesantren Daarut Tauhiid di Bandung.
Berbeda dengan pendakwah pada umumnya, Aa Gym memilih untuk bercerita tentang pentingnya hati yang tulus dengan menggunakan bahasa sehari-hari yang ringan dan menyenangkan.
Ceramah Aa Gym juga kerap kali dikorelasikan dengan permasalahan bangsa yang terjadi hari ini dan mengarah kepada akhlak. Aa Gym mengatakan untuk menjadikan suatu bangsa yang kuat perlu untuk mempererat tali persaudaraan.
Selain itu, Hati nurani juga menjadi kunci untuk bisa meningkatkan kualitas SDM yang unggul pada suatu bangsa. "Membangun bangsa bermartabat harus diawali dengan membangun akhlak manusia," kata Aa Gym kepada Law-Justice.co.
Aa Gym menegaskan bila kejujuran juga menjadi salah satu kunci untuk bisa membangun bangsa yang bermartabat. Aa Gym juga menyebutkan bila kejujuran merupakan suatu yang sangat mahal harganya maka nilai kejujuran merupakan kebijaksanaan terbaik. Semakin maraknya kasus korupsi dan orang tidak lagi malu berbuat korupsi, adalah salah satu bukti terpuruknya nilai-nilai kejujuran bangsa ini.
"Setiap kita sangat merindukan orang yang jujur terpercaya. Berusaha mengajak dan bertekad menjadi pribadi jujur itu suatu hal yang mulia," tegasnya. Saat ini Indonesia sedang mengalami krisis kepercayaan dan kejujuran, bagi Aa Gym berbuat jujur bisa dimulai dari hal kecil.
Aa Gym menjelaskan bisa menilai orang jujur dari beberapa kriteria seperti tenang, ringan tidak ada beban, konsisten, yakin dan jujur karena Allah. "Setidaknya inilah modal dasar bagi kita untuk mengetahui pribadi orang tersebut. Ini juga bisa diaplikasikan bagi setiap pribadi kita," katanya.
Selain itu, Aa Gym menyampaikan kriteria yang sebaliknya. Bisa terdeteksi bahwa pribadi itu tidak jujur dan berdusta. Menurutnya, jika kita melihat orang itu tidak jujur terdapat sikap gelisah, memiliki beban sehingga berdusta, inkonsisten, mengada-ada dan rekayasa keyakinan, serta tidak ingat Allah. "Jika ini hadir pada diri kita, segeralah bertobat dan memperbaikinya," ungkapnya.
Bicara Soal Radikalisme
Aa Gym turut memberikan komentar tentang isu radikalisme yang selama ini kerap kali digaungkan oleh pemerintah. Aa Gym mengatakan tudingan intoleran dan radikal itu baru muncul ketika Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu.
Aa Gym menyebut ketika saat itu Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dianggap menghina agama. "Kata radikal ini sebetulnya baru datang akhir-akhir ini saja nih. Kalau tidak salah mulainya sesudah kejadian dengan Pak Ahok itu. Ada 212, sehingga entah bagaimana perkataan radikal, intoleran itu lebih sering disebut-sebut, lebih masif," katanya.
"Bila umat Islam seperti itu, pasti negara ini sudah berantakan," tuturnya. Dia mengatakan, aksi damai 212 yang terbesar dalam sejarah Indonesia. Jutaan umat Islam turun ke jalan untuk menuntut Ahok dipenjara, namun tidak ada sedikitpun kekacauan yang terjadi saat itu.
Aa Gym menegaskan aksi 212 kemarin menjadi bukti dengan begitu banyaknya, tidak ada kekacauan sedikit pun juga dan tidak ada kekerasan. "Jangankan kepada yang lain, rumput saja tidak ada yang berani menginjak," tegasnya. "Jadi sebetulnya tidak ada yang perlu dikhawatirkan," sambungnya.Meski begitu, Aa Gym akui, ada kelompok kecil yang melakukan tindakan teror, namun itu hanya kelompok kecil. Itupun belum jelas kebenarannya. Menurutnya, benar ada perilaku menyimpang, ada tindakan teror, dan itu hanya perbuatan beberapa sebagian kecil dan entah berapa yang aslinya.
"Karena kita sering bias dengan pemberitaan yang kadang-kadang kita tanya ini benar atau tidak. Direkayasa atau tidak. Padahal mungkin benar tapi dianggap rekayasa. Mungkin ada rekayasa dianggap benar," bebernya.
Selain itu, ia memastikan bila umat Islam Indonesia tidak punya pemikiran teroris. Yang terpenting bila kekerasan seperti itu tidak menjadi pemikiran sebagian besar umat Islam dan paling segelintir saja.Lebih lanjut, Aa Gym menilai, terkadang orang yang punya perbedaan pendapat, dianggap radikal dan intoleran. Padahal sikap menuduh ini yang menurut Aa Gym adalah sikap Intoleran. Sebab tidak menerima pendapat orang lain."Kalau radikal ini disebut karena perbedaan pendapat, ngga nurut dengan pihak tertentu, walaupun benar tapi karena tidak sefrekuensi dianggap radikal, maka ini tidak adil. Jangan sampai beda pendapat dianggap radikal, beda pendapat dianggap intoleran. Justru mungkin ini yang intoleran," ucapnya.
Bicara Soal Pilpres 2024
Meski kontestasi Pilpres 2024 masih berlangsung dua tahun lagi, Aa Gym tidak ragu membicarakan mengenai kriteria presiden untuk 2024. Aa Gym bahkan menyindir para bakal calon presiden yang ambisius di Pilpres 2024 dan menurutnya bahwa orang-orang yang yang ambisius tidak akan indah akhlaknya.
AA Gym juga selalu berdoa kepada para bakal calon presiden nanti semoga hati mereka dijaga oleh Allah SWT. “Para calon-calon mempelai Indonesia ini, mudah-mudahan dijaga hatinya, tapi jangan risau lah!, karena semua takdir hanya Allah yang menggenggam,” paparnya.
“Jalani saja, tidak usah terlalu ambisius!, karena benar orang-orang yang ambisius kepada jabatan itu kecenderungannya tidak akan indah akhlaknya!,” sambungnya. Kemudian AA Gym memberikan nasihat kepada para bakal calon presiden 2024, menurutnya Indonesia memiliki masalah yang besar.
Aa Gym menyatakan pemimpin Indonesia nanti harus menjiwai nilai-nilai kejujuran yang tinggi. “Negeri ini besar dan masalahnya pun besar dan banyak, tidak bisa dibahas dalam satu dua patah kata dan langsung selesai,” ujarnya.
Aa Gym menyebut pasti membutuhkan banyak pikiran, banyak kerja keras dan waktu yang panjang,. Namun mengacu kepada satu hadist Rasulullah, yang merindukan bangsa ini menjadi baik, dalam hadist shahih bukhori muslim.
"Beliau bersabda ringkas sekali: ‘hendaklah kalian menjadi orang yang jujur, yang benar, Karena sikap benar mengantarkan kepada kebaikan-kebaikan’,” ungkapnya. Aa Gym menyatakan bila jujur menjadi salah satu indikator paling penting untuk calon presiden 2024.
ia menyatakan baru seseorang mahluk bisa dibilang baik bila dari kebaikan itu mengantarkan kepada ahlul jannah. "Jadi kalau ingin bahagia, mulia, selamat dunia akhirat, berprestasi, sukses gemilang, harus ada satu pintu yang tidak bisa tidak, harus dilewati, yaitu pintu kejujuran!,” tegas Aa Gym saat wawancara dengan Law-Justice.
Ketika ditanya siapa calon presiden 2024 pilihan dia, Aa Gym menyatakan masih terlalu dini, nanti ada saatnya. Yang pasti syarat Presiden itu harus pertama jujur dan bisa menjadi tauladan. Siapakah kriteria pemimpin yang dimaksud Aa Gym ini?
Share:
Tags:
Selanjutnya
Komentar