MUI Sampaikan Pesan Khusus Sambut Lebaran 2022

Jum'at, 29/04/2022 21:19 WIB
Logo Majelis Ulama Indonesia (MUI). (mui.or.id)

Logo Majelis Ulama Indonesia (MUI). (mui.or.id)

Jakarta, law-justice.co - Pesan khusus disampaikan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk menyambut Hari Raya Idul Fitri 1443 H/2022. Dalam tausiyahnya, MUI mengajak seluruh umat Islam dan masyarakat Indonesia untuk senantiasa bersyukur.

"Hendaknya penuh syukur dalam menyambut hari raya Idul Fitri tahun ini, karena pandemi COVID-19 menunjukkan tren yang melandai. Salat Tarawih berjemaah di masjid dan musala, berbuka puasa bersama sanak saudara, dan kolega selama Ramadan, serta salat Id berjemaah, silaturahim, dan halalbihalal di tempat publik dalam merayakan hari raya Idul Fitri nanti hampir kembali dapat diselenggarakan dalam situasi normal," ujar Ketua MUI M Cholil dalam keterangannya, Jumat (29/4/2022).

Cholil menuturkan landainya penyebaran COVID-19 tak lepas dari kontribusi seluruh pihak. Seluruh pihak telah melakukan doa, muhasabah dan ikhtiar ardi secara maksimal. Masyarakat Indonesia pun dinilai sudah disiplin dalam menjalan protokol kesehatan (prokes) juga vaksinasi.

Meski begitu, Cholil mengingatkan masyarakat agar tak lengah. Sebab, sebut dia, situasi pandemi COVID-19 belum berakhir. MUI pun mengimbau seluruh pihak disiplin menerapkan prokes saat merayakan hari Idul Fitri nanti.

"Sebagaimana panduan fatwa MUI serta aturan dan ketentuan yang ditetapkan oleh pemerintah seperti memakai masker, menjaga jarak kerumunan, dan melaksanakan vaksinasi anti COVID-19 bagi yang belum melaksanakannya," katanya.

MUI juga mengajak seluruh umat Islam yang mampu agar mengoptimalkan pembayaran zakat, infak, dan sedekah. Penyalurannya dapat melalui lembaga yang sudah memiliki otoritas dan kredibilitas.

Jadi, kata Cholil, manfaat zakat, infak, dan sedekah dapat dirasakan bagi mereka yang berhak menerimanya. Dia pun mengingatkan bahwa kewajiban menunaikan zakat di bulan Ramadan merupakan ibadah mahdah sekaligus ibadah sosial.

"Sebab, zakat bisa menjadi perekat sosial bagi masyarakat yang berhak dan membutuhkannya khususnya akibat terdampak pandemi COVID-19 secara ekonomi," tuturnya.

Dia pun mengajak masyarakat memaksimalkan perayaan Idul Fitri dengan bersilahturahmi. Cholil pun meminta umat Islam khusyuk dalam mengumandangkan takbir, tahlil, dan tahmid.

Ajang silahturahmi, kata Cholil, merupakan ungkapan tulus dan ikhlas untuk saling memaafkan. Seluruh pihak hendaknya tidak mengurangi kekhusyukan Idul Fitri dengan perilaku penggunaan harta secara berlebihan, mubazir, dan tidak mematuhi prokes.

"Maka, di bulan Syawal hendaknya umat Islam semakin menggalakkan tuntunan puasa sunah enam hari Syawal agar tetap terjaga dan tetap meningkatnya spirit khusyuk Ramadan dan Syawal," katanya.

Poin lain dalam tausiah MUI dalam menyambut Lebaran 2022, yakni berkenaan dengan mudik 2022. Sebagaimana diketahui, tahun ini pemerintah memperbolehkan mudik.

Mudik merupakan sebuah tradisi sekaligus fenomena budaya yang setiap tahunnya terus terjadi. Tak semua negara di belahan dunia mempunyai tradisi tersebut. Tak heran, Indonesia menjadi perhatian dunia karena mudik lebaran memilik multi-efek berupa ekonomi, budaya, hingga keagamaan.

Atas dasar itulah, MUI meminta pemerintah untuk memfasilitasi penyelenggaraan mudik dengan menyediakan infrastruktur yang layak dan keamanan yang maksimal.

"Penyedia transportasi massal hendaknya menjamin kelayakan moda transportasi massalnya serta tidak menaikkan tarif transportasi yang menyusahkan penggunanya. Semua pihak hendaknya juga tetap mematuhi peraturan lalu lintas, dengan mengimplementasikan akhlakul karimah di jalan raya dengan tetap saling tenggang rasa dan saling menghormati terhadap sesama pengguna jalan raya agar terhindar dari hal yang kontraproduktif dengan kebahagiaan berhari raya," ujar Cholil.

Adapun poin terakhir tausiah MUI adalah meminta seluruh pihak mempertebal spirit keislaman. Dia pun meminta umat Islam memperkuat mental kebangsaan.

Menurutnya, dua hal itu sebagai dimensi yang saling menguatkan dengan meningkatkan rasa saling menyayangi dan berbagi kebahagiaan terhadap sesama.

Dengan demikian, Lebaran Idul Fitri menjadi spirit kembali ke fitrah diri, fitrah sosial, dan fitrah kebangsaan. Hal inilah yang menjadi implementasi Islam sebagai rahmat seluruh alam.

"Sebagaimana disaksikan bersama, pada Idul Fitri tahun ini di beberapa wilayah negara dan kawasan dunia masih terjadi kejahatan kemanusiaan berupa peperangan dan penindasan. MUI meminta agar seluruh pihak yang bertikai dapat mendinginkan suasana dan mengedepankan perdamaian sebagai bahasa kemanusiaan yang universal," jelasnya.

"MUI juga meminta agar PBB bersikap tegas dan adil dalam upaya menghentikan segala bentuk penjajahan dan penindasan serta menjamin terpenuhinya hak asasi manusia khususnya umat muslim di kawasan krisis keselamatan dan keamanan sebagai bentuk penghormatan terhadap kesakralan Idul Fitri. MUI juga menghimbau kepada umat Islam Indonesia dan dunia untuk membacakan Qunut Nazilah agar peperangan dan kekerasan yang menimpa umat Islam di seluruh dunia segera berhenti demi terwujudnya kedamaian dan harmoni kehidupan," sambungnya.

 

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar