Tsunami Inflasi Negara Berkembang Bisa 8,7%, Termasuk RI?

Kamis, 21/04/2022 16:20 WIB
 IMF Warning Inflasi Negara Berkembang Bisa 8,7%, Termasuk RI?

IMF Warning Inflasi Negara Berkembang Bisa 8,7%, Termasuk RI?

IMF Warning , law-justice.co -  


Berita terbaru  Lembaga Dana Moneter Internasional atau IMF memberikan perkiraannya terkait prospek perekonomian di tahun 2022. Hal ini dirilis dalam laporannya yang bertajuk World Economic Outlook: War Sets Bank The Global Recovery.
IMF memperingatkan Dalam laporan itu,  bahwa inflasi yang dialami negara-negara berkembang akan naik cukup tinggi. Ini didorong oleh naiknya harga komoditas dunia yang juga disebabkan peperangan antara Rusia dan Ukraina.

 "Kami memperkirakan inflasi pada negara maju 5,7% dan 8,7% pada negara berkembang untuk 2022," tulis laporan itu dikutip beberapa waktu lalu.


Badan itu menyebut bagi negara maju dan berkembang dengan fiskal yang kuat, mereka dirasa mampu memberikan subsidi atau bantalan untuk menjaga daya beli masyarakat. Akan tetapi negara lain dengan fiskal terbatas tak mampu berbuat banyak.

Seperti diberitakan sebelumnya sejumlah negara sudah melakukan pengetatan dibidang perbankan atas inflasi yang semakin menanjak diantarannya adalah:

Inflasi Amerika sudah naik melesat tertinggi 8,5% (YOY) dan bank sentralnya sudah menaikan suku bunga 25 basis point 
setara dengan 0,25% - 0,5%
ini meruapakan kenaikan ini terbesar sejak 1981 tahun silam
dipicu kenaikan harga komuditas dan dampak invlasi rusia terhadap ukraini yang masih berlangsung sampai saat ini.

Bank Sentral Ameriak diprediksi bisa akan menaikan beberapa kali lagi sampai akhir 2022 ini

ternyata negara yang melakukan engetatan monetrer juga kanada
Sentra Banknya juga menaikan suku bunga dalam rangka antisipasi perbankan dalam negrinya.


Apabila inflasi mengalami kenailkan bank sentral harus mengambil kebijakan nenaikan suku bunga
dalam rangka menetralisir kondisi moneter pada negara tersebut
Canada bank sentralya sudah menaikan suku bunga acuran sebanyak 5,7 %
alasannya sama perang 

Negara Srilangka menaikan suku bunga samapai 700 bps untuk mengatasi
inflasi yang bergejolak sampai 30,2 %
Seperti disamping itu di ketahui srilangka mengakami terlebit hutang juga dalam negrinya

IMF mencatat kawasan Eropa, Asia, Timur Tengah dan Afrika Utara adalah sederet negara yang merasakan dampak serius dari krisis tersebut. Begitu juga dengan Amerika Serikat (AS) yang mengumumkan kenaikan harga pangan serta menaikkan suku bunga acuan.

Sementara itu, pada 2022, ekonomi dunia diperkirakan hanya mampu tumbuh 3,6% lebih dari yang sebelumnya diramal 3,8%. Sedangkan 2023 akan menjadi lebih buruk karena ekonomi diperkirakan tumbuh 0,8-0,2%.

 

 

 

(Patia\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar