Bawa-bawa Ma`ruf, Cak Imin Dinilai Cuci Tangan soal Isu Tunda Pemilu

Rabu, 20/04/2022 20:57 WIB
Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar. (Foto: Istimewa).

Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar. (Foto: Istimewa).

Jakarta, law-justice.co - Pernyataan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin yang mengaku ingin menyelematkan posisi Wakil Presiden Ma`ruf Amin sehingga muncul isu penundaan Pemilu dinilai sebagai cara untuk melepas tanggung jawab atau cuci tangan. Pasalnya, Cak Imin ingin menutupi masalah yang telah dibuatnya.

Pakar politik Universitas Paramadina Ahmad Khoirul Umam memandang Cak Imin memang melakukan cara itu untuk cuci tangan dari kontroversi besar yang dia gaungkan. Meski alasan itu disampaikan dengan kesan bercanda, kata dia, argumen Cak Imin melecehkan akal sehat publik.

"Statement Cak Imin itu merupakan cara dia itu `mencuci tangan` dari kontroversi besar yang telah ia cetuskan sebelumnya. Meskipun disampaikan dengan semi-bercanda, candaan itu tidak lucu rasanya. Lagi-lagi, argumen yang ia ajukan tidak masuk akal dan justru semakin melecehkan akal sehat publik," kata Umam, Rabu (20/4/2022).

Selain itu, Umam menilai pernyataan Cak Imin soal Ma`ruf Amin tidak bekerja lantaran pandemi selama 2 tahun tidak berdasar. Ma`ruf Amin, menurutnya, juga sudah menolak wacana penundaan pemilu atau perpanjangan jabatan tiga periode.

"Alasan membantu Wapres Ma`ruf Amin akibat kevakuman kinerja 2 tahun akibat pandemi jelas tidak berdasar. Sebab, Wapres tidak memegang kendali penuh atas kebijakan teknis maupun strategis pemerintahan. Wapres adalah posisi simbol politik yang dipersiapkan untuk mendampingi dan menggantikan Presiden jika berhalangan tetap dan tidak tetap. Selain itu, sikap Ma`ruf Amin sendiri justru menolak wacana penundaan pemilu atau perpanjangan periode masa jabatan tiga periode," katanya.

Atas dasar itulah, Umam menduga Cak Imin sengaja memanfaatkan Ma`ruf Amin untuk dijadikan tameng atas kesalahannya. Dia juga menyayangkan lantaran politikus sekelas Cak Imin bisa mudah diperalat pihak tertentu untuk menyuarakan wacana yang melanggar konstitusi.

"Jadi Cak Imin sepertinya hendak menggunakan Kiai Ma`ruf sebagai tetua di kalangan nahdliyin sebagai tameng atau perisai untuk menutupi kesalahannya. Patut disayangkan, pemimpin parpol hebat selevel Cak Imin mau diperalat oleh kelompok kepentingan predatorik untuk mengutak-atik konstitusi dan mengembalikan arsitektur politik zaman Orba yang dulu ditumbangkan gerakan Reformasi," ujarnya.

Cak Imin sebelumnya mengatakan usulan penundaan pemilu demi menolong Ma`ruf Amin. Selain itu, usulan tersebut, jelas Cak Imin, untuk menolong rakyat.

"Saya itu usul dalam rangka menolong Kiai Ma`ruf Amin, dalam rangka menolong rakyat. Kenapa menolong Kiai Ma`ruf? Karena supaya nanti kalau di akhirat ditanya kurang ini kurang itu. Mesti alasannya ya karena 2 tahun pandemi nggak bisa apa-apa," jelas Cak Imin dalam akun YouTube PMIIOFFICIAL, seperti dilihat Selasa (19/4).

Pernyataan Cak Imin itu dilontarkan dalam acara puncak peringatan hari lahir PMII 62 tahun dengan tema `Transformasi Gerakan, Merawat Peradaban` yang berlangsung pada Senin (18/4).

"Untuk (menolong) rakyat juga ngomong-nya begini, oh kurang ini kurang itu, pemerintah kurang ini kurang itu, itu kan ada pandemi 2 tahun. Dua tahun stuck nggak ngapa-ngapain," ujarnya.

 

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar