WHO Sampaikan Kabar Buruk soal Pandemi Covid-19

Sabtu, 16/04/2022 08:14 WIB
Direktur program kedaruratan WHO  Michael Ryan (AFP)

Direktur program kedaruratan WHO Michael Ryan (AFP)

Jakarta, law-justice.co - Pandemi Covid-19 sepertinya masih lama melanda dunia. Hal itu ditandai dengan pernyataan Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO yang memperingatkan bahwa penularan virus corona atau Covid-19 masih jauh dari situasi endemi dan diperkirakan masih dapat memicu wabah besar di seluruh dunia.

Direktur Program Kedaruratan Kesehatan WHO Michael Ryan menjelaskan, salah besar jika ada yang berasumsi bahwa Covid-19 sudah mereda dan akan menjadi endemi.

"Saya tentu tidak percaya kita telah mencapai sesuatu yang mendekati situasi endemi dengan virus ini," ujar Ryan dalam satu perbincangan, yang dikutip dari Al Jazeera, Jumat (15/4/2022). "Ini belum menjadi endemi," tegas Ryan sekali lagi.

Ryan menerangkan, virus corona belum masuk terhadap pola musiman atau penularan apapun, dan akan berbahaya jika mengatakan situasi saat ini sudah mengarah kepada endemi.

"Jangan percaya endemi, itu sama saja menganggap penularan virus ini sudah selesai, atau sudah mereda atau malah hilang. Itu sama sekali tidak demikian," jelas Ryan. Dia juga mencontohkan seperti tuberkulosis dan malaria sebagai penyakit endemi yang masih membunuh jutaan orang per tahun.

Hal senada juga disampaikan oleh Pemimpin Teknis Covid-19 WHO Maria Van Kerkhove. Dia menjelaskan, virus corona masih terus beredar pada tingkat tinggi, yang menyebabkan kematian dan kehancuran dalam jumlah besar.

"Kita masih berada di tengah pandemi. Walaupun kita semua berharap tidak demikian, tapi kami tidak dalam tahap endemi," tutur Maria.

Seperti diketahui, pekan lalu, secara global jumlah kematian akibat Covid-19 mencatatkan rekor terendah sejak adanya kasus Covid-19 pada awal 2020.

Tapi perlu dicatat, bahwa terjadi lebih dari 20.000 kematian yang menurut Ryan masih terlalu banyak, dan manusia di seluruh dunia jangan terlena akan hal itu.

Penyakit yang saat ini kerap telah berstatus endemi, seringkali juga menular kepapa anak-anak, seperti campak dan difteri.

"Karena saat anak baru lahir, mereka rentan," jelas Ryan. Oleh karena itu, menurut dia, jika tingkat vaksinasi turun, seperti yang terjadi pada campak, endemi bisa menjadi sinyal bahaya.

 

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar