Makin Ngeri, WHO Pantau Ketat Kasus Covid di China

Selasa, 12/04/2022 20:16 WIB
Gedung WHO (Kompas)

Gedung WHO (Kompas)

Jakarta, law-justice.co - Kasus Covid-19 di China makin mengerikan. Oleh karena itu, Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mengamatinya secara detail.

Jumlah kasus di negara itu tiba-tiba meledak dan varian Omicron BA.2 dianggap sebagai penyebabnya. Direktur program imunisasi dan vaksin WHO, Dr Kate O`Brien, mengatakan badan tersebut juga telah berhubungan dengan otoritas kesehatan masyarakat di China. Ini untuk mendapatkan data lengkap terkait vaksinasi di negara itu.

"Kami akan terus mengikuti situasi itu karena terus muncul dan saat mereka menanggapi situasi sehingga kami dapat memahami sifat kasus, status vaksinasi yang mendasari dan komponen lain di sana," kata O`Brien saat konferensi pers. dari kantor pusat organisasi di Jenewa seperti dikutip CNBC International, Selasa (12/4/2022).

Pernyataan itu datang ketika negara itu bergulat dengan wabah Covid terburuk sejak virus itu ditemukan di Wuhan lebih dari dua tahun lalu. Meskipun rendah berdasarkan beban kasus sebagian besar negara, China melaporkan 1.184 kasus Covid baru bergejala dan 26.411 tanpa gejala pada hari Minggu.

Ini merupakan salah satu rekor kasus tertinggi yang dialami negara itu. Sejumlah wilayah menjadi pusat penyebaran termasuk pusat keuangan Shanghai. Shanghai sendiri telah di-lockdown dua minggu. Kemarin pemerintah mengatakan akan melakukan pelonggaran meski data memperlihatkan kasus masih terus naik.

Kemarin, China juga memperketat pembatasan Covid-19 di kota Guangzhou, ibu kota Provinsi Guangdong, wilayah padat manufaktur. Ini terjadi pasca kota itu melaporkan 27 kasus Covid-19 baru, Minggu (10/4/2022), termasuk sembilan kasus tanpa gejala.

Kota itu menutup kelas tatap muka untuk sekolah dasar dan menengah pada Senin ini. Hal itu akan diberlakukan selama seminggu.

Otoritas juga meminta warga tidak meninggalkan kota kecuali diperlukan. Mereka harus memiliki bukti tes negatif virus corona dalam 48 jam.

Sementara itu, Ketua Kelompok Penasehat Strategis WHO untuk Imunisasi Dr. Alejandro Cravioto, mengatakan penting untuk melihat apakah penguncian semacam itu efektif. Termasuk juga vaksin Covid-19 yang digunakan oleh China dalam menahan wabah terbaru Omicron BA.2.

"Sampai kami benar-benar melihat data yang keluar, kami tidak akan dapat memberikan komentar lebih lanjut," kata Cravioto.

Vaksin Covid yang sudah diberikan di China telah diperbarui untuk memerangi Omicron dan strain lainnya. Rata-rata vaksin yang dibuat dan digunakan negara itu seperti Sinovac, Sinopharm, dan CanSino, merupakan vaksin yang tidak aktif.

Ini berarti mereka bekerja dengan menggunakan virus mati atau yang dilemahkan untuk menghasilkan respons kekebalan. Sementara itu, menurut Our World In Data, per tanggal 5 April 2022, 88,5% populasi China telah menerima setidaknya satu dosis vaksin Covid.

(Nikolaus Tolen\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar