AS Tutup Keran Impor Minyak Rusia, Pertamina Rencana Mau Beli?
gedung pertamina (pinterpolitik)
Jakarta, law-justice.co - Presiden Rusia, Vladimir Putin, telah mengeluarkan ancaman akan menghentikan pasokan gas ke negara-negara yang "tidak bersahabat" jika mereka tidak membayar impor gas dalam mata uang rubel Rusia.
Ancaman itu muncul setelah Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Inggris memberlakukan pembatasan impor minyak dan gas dari Rusia akibat invasinya ke Ukraina Februari lalu.
Di tengah upaya negara-negara yang membatasi hingga menghentikan impor energi dari Rusia, Indonesia, melalui perusahaan BUMN Pertamina, berencana membeli minyak mentah dari Rusia yang harganya lebih murah dari pasar internasional.
Kementrian Luar Negeri RI menegaskan, Indonesia bebas bekerja sama dengan negara mana pun, termasuk Rusia - kecuali ada sanksi yang diatur Dewan Keamanan PBB.
Rencana Pertamina beli minyak Rusia
Sementara di Indonesia, beberapa waktu lalu Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, dalam rapat dengan Komisi VI DPR, mengatakan perusahaan energi plat merah itu berencana membeli minyak mentah dari Rusia yang akan diolah di Kilang Balongan.
Nicke menambahkan, saat ini Pertamina tengah berkoordinasi dengan Kementrian Luar Negeri dan Bank Indonesia untuk memastikan proses pembelian ini tidak menyebabkan permasalahan politis.
"Kami melihat ada peluang untuk membeli dari Rusia dengan harga yang lebih baik," kata Nicke seperti dikutip Reuters.
"Indonesia tidak pernah mengikuti ajakan sanksi yang diberlakukan unilateral oleh pihak tertentu," kata Faizasyah dalam konferensi pers Kamis (31/03) seperti dikutip Kompas.
Sanksi Barat untuk minyak dan gas Rusia
AS telah mengumumkan larangan penuh atas impor minyak, gas, dan batu bara dari Rusia.
Sementara, sekutunya, Inggris akan menghentikan pasokan minyak dari Rusia pada akhir tahun ini, dan Uni Eropa tengah mengurangi impor gas dari Rusia hingga dua pertiganya.
Pemerintah Inggris mengatakan, langkah itu memberikan cukup waktu untuk mencari pasokan energi alternatif.
Komentar