Menag Yaqut Sebut Mantan FPI dan HTI Masih Bergerak di Bawah Tanah

Kamis, 31/03/2022 07:27 WIB
Ketua Umum GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas (Foto: Tribunnews)

Ketua Umum GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas (Foto: Tribunnews)

Jakarta, law-justice.co - Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor, Yaqut Cholil Qoumas menyatakan bahwa aparatur negara tidak bisa dibiarkan sendirian untuk menghadapi anggota mantan Front Pembela Islam (FPI) dan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang masih bergerak saat ini.

Hal itu dia sampaikan dalam pembukaan Konferensi Besar XXV GP Ansor di Kalimantan Selatan, Rabu (30/3).

"Kita tak bisa aparatur negara untuk menghadapi mereka sendiri, eks HTI dan eks FPI dan sejenisnya. Kita enggak bisa serahkan kepada aparat negara untuk hadapinya sendiri," kata Yaqut yang disiarkan di kanal YouTube Gerakan Pemuda Ansor.

Menteri Agama ini menilai kondisi kebangsaan di Indonesia saat ini semakin tak mudah. Sebab, tantangan kebinekaan terus bermunculan. Terlebih, kelompok-kelompok yang menggunakan agama sebagai alat juga masih bergerak untuk meraih kepentingannya.

Yaqut lantas mencontohkan bahwa mantan anggota FPI dan HTI masih terus bergerak meski sudah dibubarkan pemerintah.

"Meski kita mampu membubarkan HTI dan FPI bersama pemerintah, tapi mereka masih berkeliaran di bawah tanah dan bergerak dengan cara mereka. Ini pekerjaan semua nih. Ini tolong dipikirkan," kata Yaqut.

Melihat hal itu, Yaqut menegaskan bahwa GP Ansor sebagai elemen masyarakat sipil punya kewajiban yang sama menjaga kebinekaan di RI. Terlebih, Ansor dan Banser memposisikan dirinya selama ini sebagai garda terdepan pertahanan NKRI.

Karenanya, dia berharap rencana Kongres GP Ansor harus memperhatikan pelbagai aspek dan kondisi tersebut. Diketahui, kongres merupakan forum tertinggi di lembaga badan otonom NU yang bergerak di bidang kepemudaan tersebut.

"Tolong dianalisa dan dilihat dengan melihat kebutuhan organisasi dengan kondisi seperti ini. Jangan asal membuat kongres acaranya tok, jangan. Substansi harus dipikirkan dengan semangat yang dimiliki, apa yang kita harapkan bisa dirumuskan di Konbes ini," kata dia.

Di sisi lain, Yaqut juga menjawab terkait adanya pertanyaan ihwal tak mau menjabat kembali sebagai Ketum GP Ansor. Ia tak menjawab secara gamblang. Namun, Yaqut mengatakan bahwa di aturan organisasi tak memperbolehkan sebagai ketua umum secara terus menerus.

"Apa itu saya ga mau jadi ketum lagi? Kan PD/PRT ga memperbolehkan saya jadi ketum terus menerus jelas. AD ART PBNU juga kita tak membolehkan ada ketum Ansor sesukanya," kata dia.

Tak hanya itu, Yaqut juga menjawab kekhawatiran kader bahwa dirinya tak akan memikirkan Ansor lagi bila tak menjabat sebagai ketum. Terlebih, saat ini dia juga berstatus sebagai menteri agama.

"Saya bilang. Dalam posisi apapun, sekarang dapat amanah sebagai Menag, ini catat baik-baik. Saya orang yang ngerti berterima kasih kepada orang lain. Apalagi organisasi sebesar Ansor ini yang membuat saya bisa berdiri di sini. Itu karena perjuangan sahabat semua. Bukan saya," kata dia.

CNNIndonesia.com belum mendapat mengkofirmasi pernyataan Yaqut ini pada pihak lain yang terkait.

Diketahui, HTI dan FPI dibubarkan dengan dalih salah satunya terkait dengan makar dan terorisme. Kalangan masyarakat sipil menilai langkah ini benar meski tergolong otoriter.

Para pentolan FPI kemudian membentuk Front Persaudaraan Islam alias FPI baru yang dipimpin oleh menantu Rizieq Shihab, Muhammad bin Husein Alatas.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar