Anwar Abbas Justru Bela Megawati soal Video Polemik Minyak Goreng

Senin, 21/03/2022 14:00 WIB
Wakil Ketua MUI, Anwar Abbas. (Dok. JawaPos.com)

Wakil Ketua MUI, Anwar Abbas. (Dok. JawaPos.com)

Jakarta, law-justice.co - Pernyataan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri soal minyak goreng menuai sorotan di media sosial. Anwar Abbas membela Megawati dan menyebut pernyataan tersebut dapat memukul para mafia minyak goreng.


Kelangkaan Minyak Goreng

Anwar memulai penjelasannya dengan berbicara mengenai fenomena mafia minyak goreng yang tak bisa dibendung oleh Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi. Hal itu berdampak pada fenomena kelangkaan minyak goreng hingga antrean ibu-ibu di pasar.

"Di pasar, di mana kita lihat ibu-ibu atau emak-emak untuk mendapatkan 1 liter minyak goreng saja mereka terpaksa antre berjam-jam. Hal ini tentu jelas menjadi keprihatinan kita," kata Anwar melalui keterangannya yang dikutip Senin (21/3/2022)

Maraknya antrean ibu-ibu demi mendapatkan minyak goreng di pasar inilah yang disorot oleh Megawati. Megawati, kata Anwar, bertanya-tanya mengapa masyarakat sangat bergantung pada minyak goreng. Padahal Megawati justru mencoba mengajak agar ibu-ibu tak hanya memasak dengan cara menggoreng.

"Yang menjadi pertanyaan bagi Megawati adalah apakah ibu-ibu tersebut sudah tidak lagi bisa menemukan cara lain untuk mengkonsumsi makanan dengan cara tidak menggoreng?" ujarnya.

"Bukankah misalnya kata beliau hal itu bisa kita atasi dengan merubah cara kita memasak, misalnya dengan merebus dan/atau mengukus. Bukankah cara-cara yang seperti itu kata beliau selain menyehatkan juga telah menjadi ciri khas masyarakat Indonesia dalam memasak," sambungnya.

 

Pernyataan Megawati Bisa Pukul Mafia


Anwar percaya pernyataan Megawati ini bisa menjadi senjata ampuh untuk menyelesaikan persoalan kelangkaan minyak goreng jika diterapkan oleh seluruh ibu-ibu di Indonesia. Dari segi ekonomi, misalnya, upaya ini dapat memukul usaha para mafia yang kerap menimbun minyak goreng.

"Dari perspektif ekonomi, kalau ibu-ibu dan emak-emak tersebut bisa menyajikan makanan yang enak kepada keluarganya tanpa digoreng, hal ini tentu akan sangat memukul usaha dari para mafia dan atau para pedagang besar minyak goreng tersebut. Karena akibat dari langkah yang diambil oleh ibu-ibu atau emak-emak tersebut telah membuat permintaan terhadap minyak goreng yang mereka produksi dan jual tentu akan menurun secara drastis," beber Anwar.

Dengan begitu, harga minyak goreng bisa kembali normal dan stoknya tercukupi. Sedangkan dari segi politik, bisa mengembalikan stabilitas kehidupan masyarakat dengan hidup tenang.

"Karena akibat dari langkah yang diambil oleh ibu-ibu atau emak-emak tersebut telah membuat permintaan terhadap minyak goreng yang mereka produksi dan jual tentu akan menurun secara drastis dan bila hal ini berlangsung cukup lama maka tentu usaha mereka akan bangkrut sehingga hal demikian tentu akan mendorong mereka untuk melepas stok yang sudah mereka simpan atau timbun selama ini," jelasnya.

"Sehingga kehidupan ekonomi terutama yang terkait dengan minyak goreng tentu akan kembali normal di mana harga tentu akan turun karena kalau mereka tidak melakukan hal tersebut maka mereka (mafia) tentu akan rugi," sambungnya.

Anwar menganggap oknum mafia minyak goreng telah merugikan masyarakat dan mempermainkan pemerintah Indonesia. Bahkan dia tak segan menganggap kelakuan mafia minyak goreng sama dengan kelakuan teroris.

"Ini pemerintah dimain-mainin sama mafia nih. Bukan berarti barang tak ada, begitu harga eceran tertinggi (HET) dilepas, supermarket-supermarket langsung banjir minyak goreng. Berarti itu kan ada, cuma mereka tahan. Jadi, menurut saya, tindakan mafia sudah tidak beradab. Menurut saya, sama dengan teroris," tandasnya.

Potongan Video Megawati

Untuk diketahui, potongan video Megawati yang kini viral itu berasal dari webinar yang diselenggarakan beberapa hari lalu. Pernyataan Megawati ini kemudian ramai dibahas, termasuk oleh eks Menpora Roy Suryo. Berikut ini pernyataan Megawati yang viral:

Lihat kenyataan di masyarakat. Sampai kalau sekarang kita lihat toh, hebohnya urusan beli minyak goreng. Saya tuh sampai ngelus dodo. Bukan urusan masalah ndak ada atau mahalnya minyak goreng. Saya tuh sampai mikir, jadi tiap hari ibu-ibu itu apakah hanya menggoreng sampai begitu rebutannya? Apa tidak ada cara untuk, apa itu namanya, merebus, lalu mengukus, atau seperti rujak. Apa nggak ada? Itu menu Indonesia loh. Apa, njelimet gitu.


Berikut pernyataan lengkap Anwar Abbas menanggapi omongan Megawati:


Kalau kita bisa melepaskan baju politik kita barang sejenak kemudian kita merenung bagi mencari kebenaran dan cara yang terbaik untuk dilakukan agar kita bisa terlepas dari kesulitan maka tentu kita akan menemukan jalan keluarnya. Karena kalau dipikir-pikir kebanyakan faktor yang membuat diri kita susah adalah diri kita sendiri karena kita suka-suka membuat diri kita menjadi buta warna sehingga kita tidak bisa melihat warna warni kehidupan dan banyaknya cara yang bisa ditempuh untuk mengatasi masalah yang dihadapi.

Oleh karena itu di tengah-tengah persoalan minyak goreng yang ada sekarang ini akibat dari perilaku tidak terpuji, yang dilakukan oleh sebagian pengusaha besar dan mafia di negeri ini, yang tidak lagi mampu dikontrol oleh menteri perdagangan sehingga terjadilah kelangkaan minyak goreng yang luar biasa di pasar. Di mana kita lihat ibu-ibu atau emak-emak untuk mendapatkan 1 liter minyak goreng saja mereka terpaksa antre berjam-jam. Hal ini tentu jelas menjadi keprihatinan kita. Oleh karena itu untuk menghadapi perilaku buruk dan jahat dari para mafia tersebut maka ibu-ibu atau emak-emak di seluruh Tanah Air harus bersatu dalam menghadapi perilaku dari mafia tersebut.

Kalau selama ini terkesan kita seperti tidak bisa hidup tanpa minyak goreng karena hidup kita sudah sedemikian tergantungnya kepada minyak goreng maka pertanyaannnya betulkah kita harus hidup seperti itu? Tentu saja tidak. Di sinilah menariknya apa yang disampaikan oleh Megawati, di mana beliau menyatakan dan membuat pertanyaan apakah ibu-ibu itu setiap hari urusannya hanya menggoreng? Sehingga sampai-sampai sebegitu rebutannya kata Presiden Ke-5 RI tersebut dalam sebuah webinar.

Yang menjadi pertanyaan bagi Megawati adalah apakah ibu-ibu tersebut sudah tidak lagi bisa menemukan cara lain untuk mengkonsumsi makanan dengan cara tidak menggoreng? Bukankah misalnya kata beliau hal itu bisa kita atasi dengan merubah cara kita memasak. Misalnya dengan merebus dan atau mengukus. Bukankah cara-cara yang seperti itu kata beliau selain menyehatkan, juga telah menjadi ciri khas masyarakat Indonesia dalam memasak.

Saya rasa apa yang disampaikan Ibu Megawati tersebut kalau kita tangkap dengan hati yang jernih maka dia malah bisa menjadi sebuah senjata yang sangat ampuh. Karena hal tersebut akan bisa menimbulkan dampak sosial ekonomi dan politik yang positif yang luar biasa besarnya, di mana dengan dipilihnya cara-cara tersebut, komunikasi sosial di antara sesama ibu-ibu tentu akan semakin meningkat untuk mendiskusikan dan menemukan bagaimana cara yang tepat agar masakan yang mereka buat yang tidak memakai minyak goreng tersebut tetap enak bahkan bisa lebih enak dari yang sebelumnya.

Kemudian dari perspektif ekonomi kalau ibu-ibu dan emak-emak tersebut bisa menyajikan makanan yang enak kepada keluarganya tanpa digoreng, hal ini tentu akan sangat memukul usaha dari para mafia dan atau para pedagang besar minyak goreng tersebut karena akibat dari langkah yang diambil oleh ibu-ibu atau emak-emak tersebut telah membuat permintaan terhadap minyak goreng yang mereka produksi dan jual tentu akan menurun secara drastis dan bila hal ini berlangsung cukup lama maka tentu usaha mereka akan bangkrut sehingga hal demikian tentu akan mendorong mereka untuk melepas stock yang sudah mereka simpan atau timbun selama ini sehingga kehidupan ekonomi terutama yang terkait dengan minyak goreng tentu akan kembali normal, di mana harga tentu akan turun karena kalau mereka tidak melakukan hal tersebut maka mereka tentu akan rugi. Keadaan ini bila kita lihat dari perspektif politik tentu akan bisa menciptakan stabilitas kehidupan masyarakat yang baik karena mereka bisa kembali hidup dengan tenang.

Jadi kesimpulannya bila ibu-ibu atau emak-emak di negeri ini bisa bersatu maka mafia minyak goreng dan atau mafia-mafia lainnya tentu akan bisa bertekuk lutut di hadapan kekuatan yang mereka miliki sehingga benarlah kata orang-orang bijak yang mengatakan bahwa ibu-ibu atau emak-emak itu adalah tiang negeri, karena mereka akan bisa menentukan corak dan warna dari kehidupan serta perjalanan sebuah bangsa. Mudah-mudahan ibu-ibu dan atau emak-emak di negeri ini menyadari akan besarnya peran dan kekuatan yang mereka miliki dengan baik sehingga di negeri ini akan bisa tercipta satu kehidupan berbangsa dan bernegara yang aman, damai, sejahtera dan bahagia. Semoga.

 

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar