Percepat Tranformasi Digital Global, Kominfo Dorong Terapkan TKDN

Kamis, 17/03/2022 13:37 WIB
Menkominfo Johny G. Plate (katadata)

Menkominfo Johny G. Plate (katadata)

Jakarta, law-justice.co - Pembangunan Balai Besar Pusat Pengujian Perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi merupakan upaya Kementerian Kominfo untuk mengintegrasikan Indonesia menjadi bagian dari transformasi digital global. Oleh karena itu, Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate mendorong Balai Besar Pengujian Perangkat Telekomunikasi (BBPPT) Ditjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika memaksimalkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dan sumberdaya lokal.

“Balai ini penting sekali untuk device gate. Walaupun kita sebagai konsumen teknologi TIK, tetapi kita harus memaksimalkan peran TKDN dan konten lokal dengan sebesar-besarnya. Dan salah satu alat ujinya terdapat di BBPPT,” ungkapnya dalam acara Peletakan Batu Pertama atau Groundbreaking Pengembangan Pusat Pengujian Perangkat TIK di Depok, Jawa Barat, Rabu (16/3/2022).

Dia ingin BBPPT mengintegrasikan standar perangkat digital sesuai dengan acuan internasional. Setelah mendapat sertifikasi dari Indonesia harus memenuhi standar global dan memenuhi kebutuhan standar-standar di negara-negara pengguna teknologi.

“Kerjasama dalam jaringan laboratorium global juga perlu dilakukan dengan berbagai negara di dunia ini. Kita tidak hidup sendirian, kita bekerja di dalam jaringan. Mari kita bangun relasi,” katanya.

Meskipun demikian, Menteri Johnny mengingatkan agar belanja APBN selalu menggunakan produk dan hasil karya domestik. Dengan memaksimalkan pemanfaatan jaringan, produk dan tenaga ahli lokal untuk membangun ekonomi lingkungan sekitar.

“Berikanlah multiplier effect, berikanlah dampak bergandanya kepada UMKM, khususnya di lingkungan dimana proyek ini berada yaitu di Kota Depok baik di massa konstruksi maupun di massa operasi. Ini pesan khusus dari Bapak Presiden Joko Widodo untuk APBN ini kita maksimalkan dan utamakan untuk produk-produk karya anak bangsa sendiri,” tuturnya.

Menkominfo menegaskan Indonesia bukan bangsa yang menutup diri terhadap interaksi dan perdagangan global. Namun demikian, tetap harus menjaga independensi. Apalagi saat ini relasi antar bangsa sangat ditentukan oleh geopolitik dan geostrategis.

“Sama sekali tidak, tetapi juga tidak boleh terlalu terbuka sedemikian rupa sehingga dependensi ketergantungan kita terhadap perdagangan internasional menjadi terlalu besar. Kita tahu ada perangkat ini ada boikot dan (bisa) mengganggu hubungan dan kerja sama internasional. Mengakibatkan terputusnya supply chain dan berdampak pada biaya yang harus dikeluarkan oleh konsumen menjadi lebih tinggi. Ini harus kita jaga bersama-sama,” jelas dia.

 

Pembangunan Pusat Pengujian Telekomunikasi menggunakan dana APBN Tahun Anggaran 2022. Dengan menggunakan APBN itu, Menteri Johnny mengharapkan pembangunan BBPPT menggunakan dan memanfaatkan produk, tenaga ahli, serta jaringan lokal Indonesia secara maksimal.

“Secara khusus, melibatkan usaha menengah kecil dan mikro semampu yang mereka bisa hasilkan. Waktunya lah kita berpihak untuk memberikan dukungan yang kuat bagi UMKM nasional kita, yang merupakan penopang GDP terbesar Indonesia, hampir 60% GDP ditopang oleh UMKM kita,” kata Johnny.

Mengenai sumberdaya manusia, meski saat ini masih terjadi pandemi Covid-19, Menkominfo menegaskan arti penting pertukaran tenaga ahli dan pelatihan tenaga ahli di tingkat internasional dan global harus terus dilaksanakan. Bahkan, Menteri Johnny menyatakan BBPPT perlu melakukan rekrutmen tenaga baru dari kalangan milenial Indonesia yang ahli di bidangnya.

“Di saat sekarang ini Presiden Joko Widodo turut meminta para milenial di bidang digital yang hebat-hebat baik di tingkat upstream digital maupun downstream digital. Ini keahlian spesifik bukan keahlian yang umum, karenanya kita harus punya talent scouting untuk mencari di mana anak-anak milenial kita yang ahli-ahli ini berada, jangan sampai terjadi brain drain yang membuat tenaga-tenaga ahli kita justru berpindah dan bekerja di tempat atau negara yang lain,” jelasnya.

Menkominfo mengajak seluruh masyarakat untuk mengawal pembangunan ini agar berjalan lancar, tepat waktu dan memenuhi standar-standar kualitas, serta spesifikasi gambar-gambar teknis yang sudah disiapkan. Di sisi lain, Menteri Johnny mendorong BBPPT selalu menjalin komunikasi dengan berbagai pihak agar hasil dari bangunan sesuai dengan kebutuhan dan optimal.

“Saya tentu berharap bahwa mitra kerja dalam hal ini PT PP (persero) menyelesaikan pembangunan yang tepat waktu sesuai tahun anggarannya. Grand Opening atau pemanfaatan secara komersial dan luas untuk kepentingan publik, sehingga pembangunan balai ini kita dapat lakukan dan selesaikan di akhir kuartal pertama tahun 2023,” ungkapnya.

Menkominfo mengharapkan pembangunan BBPPT nantinya untuk dilakukan sesuai jadwal yang sudah disepakati bersama.

“Dari sisi konstruksi fisik diharapkan di akhir tahun selesai sebagaimana APBN tahun ini. Jadi terikat dengan peran anggaran dan tentu kita harapkan pemanfaatannya juga secara maksimal dan optimal setiap rupiah yang dibelanjakan,” ujarnya.

Setelah nantinya dibangun untuk melakukan migrasi, dibutuhkan memindahkan perangkat dan peralatan yang ada supaya balai atau kantor di tempat lama ke lokasi yang baru ini kegiatannya juga ikut berpindah secara penuh bisa dilakukan.

“Itu diperkirakan dapat diselesaikan dalam 3 bulan atau dengan kata lain di kuartal pertama tahun 2023, aktivitas BBPPT Kominfo akan berkantor dan beraktivitas di sini,” harap Menteri Johnny.

Menkominfo mengingatkan padatnya agenda di sektor komunikasi dan informatika. Di saat bersamaan pada kuartal pertama tahun 2023 nanti akan diluncurkan Hot Backup Satellite dari Cape Canaveral, Florida. Satelit dengan kapasitas 150Gbps itu akan mengorbit untuk menunjang kebutuhan telekomunikasi nasional.

“Jadi kegiatannya banyak yang akan dilakukan oleh Kominfo, sibuk sekali dan untuk itu saya minta perhatian kita bersama bekerja bergandengan tangan. Bapak Presiden Joko Widodo mengingatkan tidak bisa kita kerjakan sendiri-sendiri, waktunya bekerja secara kolaboratif, kerja bersama-sama sehingga Balai Besar atau Laboratorium Pusat Pengujian Perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi ini menjadi balai besar atau laboratorium skala global,” tandasnya.

 

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar