Anies Bawa Tanah Kampung Akuarium untuk IKN Nusantara, Ini Alasannya

Senin, 14/03/2022 05:29 WIB
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. (Kompas.com)

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. (Kompas.com)

Jakarta, law-justice.co - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan secara simbolik membawa tanah dari Kampung Akuarium, Jakarta Utara, untuk Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kalimantan Timur.

Anies berharap pembangunan ibu kota baru tidak menyingkirkan rakyat kecil.

"Tanah dari Kampung Aquarium ini menitipkan harapan bahwa pembangunan kota baru yang akan dijadikan ibu kota ini hendaknya tidak memarjinalkan rakyat kecil dan akan memberikan kemajuan dan kebahagiaan bagi semua, khususnya rakyat kebanyakan," kata Anies seperti ditulis di akun Twitter miliknya, Minggu (13/3).

Tanah Kampung Akuarium yang dibawa Anies untuk IKN Nusantara dicangkul dan dikumpulkan oleh para ibu warga setempat. Anies di akun Twitter miliknya menyertakan video yang merekam para ibu saat mencangkul dan mengumpulkan tanah Kampung Akuarium.

Semua gubernur yang diundang Presiden Jokowi ke IKN diminta membawa tanah dan air dari provinsi masing-masing. Namun Anies tidak menjelaskan air yang dibawa untuk IKN.

Tanah dan air itu akan digunakan untuk ritual Kendi Nusantara yang digelar hari ini bersama Presiden Jokowi.

Kepala Sekretariat Presiden (Kasatpres) Heru Budi Santoso berkata filosofi tanah dan air yang dibawa oleh para gubernur dari seluruh Indonesia saat prosesi Kendi Nusantara adalahh sebagai simbol keberagaman. Indonesia disebutnya sebagai negara yang memiliki perbedaan kearifan lokal dari Aceh sampai Papua.

"Dituangkan dalam simbolis tanah dan air, dijadikan satu menjadi kalimat tanah air, dan para gubernur sudah menyerahkan dan puncaknya besok bersama bapak presiden," kata Heru dalam konferensi persnya, Minggu (13/3).

Heru mengatakan ritual Kendi Nusantara tersebut dibarengi doa kepada Tuhan Yang Maha Esa agar program pemindahan IKN dapat berjalan lancar.

"Supaya program besar ini bisa berjalan dengan baik dan semua alemen masyarakat bisa mendukung. Prosesinya adalah para gubernur membawa tanah dan air dari masing- masing wilayah dimana diambil dari titik-titik lokasi yang tentunya sesuai dengan kearifan lokal dan budaya masing-masing," ujarnya.

Kampung Akuarium sendiri merupakan salah satu wilayah yang pernah mendapat sorotan masyarakat. Wilayah ini pernah digusur pada 2016 ketika Jakarta dipimpin oleh Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Alasan penggusuran karena kampung itu tidak sesuai peruntukan ruang kota sekaligus untuk revitalisasi cagar budaya. Pemerintah DKI kala itu mengklaim warga di Kampung Akuarium berada di atas lahan yang berstatus milik PD Pasar Jaya.

Warga Kampung Akuarium sempat mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada Oktober 2016. Kemudian, pada 2017, Ahok kalah dalam Pilkada DKI 2017 oleh Anies Baswedan.

Setahun menjabat Gubernur DKI Anies lantas membangun kembali Kampung Akuarium lewat Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 878 Tahun 2018. Pada tahun yang sama warga pun mencabut gugatan ke pengadilan.

Kini Kampung Akuarium telah menjadi Kampung Susun. Ada beberapa blok yang telah selesai dibangun dan siap huni. Rencananya akan ada lima blok hunian yang bisa ditempati warga korban gusuran.

Anies berkata kembalinya kehidupan masyarakat di Kampung Aquarium menjadi simbol kembali kepada cita-cita dasar pendirian republik, yakni untuk melindungi setiap tumpah darah dan untuk menghadirkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

"Tanah yang dicangkul oleh para Ibu ini diantarkan ke lahan yang kelak akan dibangun kota baru, yang kelak menjadi ibu kota, yang diharapkan jadi kota yang mencerminkan cita-cita mendasar atas republik ini," kata Anies Baswedan.

 

 

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar