Viral Mobil Diceburkan Warga karena Ugalan Tabrak Orang Bawa Senjata

Minggu, 13/03/2022 16:09 WIB
Viral Mobil Diceburkan Warga ke Sungai Jembatan Gledek, Pengemudi Ugal-ugalan Tabrak 2 Orang   ,Foto :sumsel.tribunnews.com

Viral Mobil Diceburkan Warga ke Sungai Jembatan Gledek, Pengemudi Ugal-ugalan Tabrak 2 Orang ,Foto :sumsel.tribunnews.com

law-justice.co -  

Sebuah mobil viral di media sosial (medsos) lantaran dimassa warga hingga didorong ke dalam sungai di wilayah Jembatan Gledek Palembang, hari ini minggu 13 ,maret 2022  sekitar pukul 06.30 WIB.

Peristiwa ini terjadi di wilayah perbatasan kelurahan 9-13 Ilir, tepatnya tak jauh dari Jerambah Gledek yang juga berbatasan dengan Kecamatan Ilir Timur (IT) I dan Ilir Timur (IT) II Palembang.

Diketahui bahwa mobil tersebut dimassa dan didorong ke dalam sungai, karena melaju dengan kecepatan tinggi menabrak dua warga hingga mengalami luka-luka dan sudah dilarikan ke rumah sakit.


Penyebab  mobil diamuk massa setelah di tinggal lari pengendara dan 3 penumpang ,   selanjutnya didorong masuk ke dalam sungai karena melaju dengan kecepatan tinggi hingga menabrak dua warga, 


Peristiwa ini terjadi di wilayah perbatasan kelurahan 9-13 Ilir tepatnya tak jauh dari Jerambah Gledek yang juga berbatasan dengan Kecamatan Ilir Timur I dan Ilir Timur II Palembang.


Sempat berusaha kabur, nyatanya laju mobil seketika terhenti lantaran ada tenda acara pernikahan yang berada persis di tengah jalan.Belum kawasan ini berada di tepi anak sungai Musi sehingga langkah pelaku jadi terbatas.

Wasna (46) warga sekitar menuturkan, dua warga yang ditabrak saat ini sudah dibawa ke rumah sakit guna mendapat pertolongan medis.


“Tadi sudah dibawa sama polisi ke rumah sakit,” ujarnya.

Peristiwa itu terjadi ketika warga hendak memulai aktivitas sekira pukul 06.30 WIB.

Sebuah mobil berwarna putih yang belum diketahui jenis maupun nomor polisinya tiba-tiba datang dengan kecepatan tinggi dan ugal-ugalan.


Mobil tersebut kemudian menabrak dua warga yang berada persis di pinggir jalan hingga mengalami luka.

Sempat berusaha kabur, nyatanya laju mobil seketika terhenti lantaran ada tenda acara pernikahan yang berada persis di tengah jalan.

Belum kawasan ini berada di tepi anak sungai Musi sehingga langkah pelaku jadi terbatas.


Menurut keterangan warga ada tiga pria yang mengendarai mobil tersebut dan langsung berlari meninggalkan lokasi kejadian. Sedangkan mobil yang mereka tumpangi ditinggalkan begitu saja.

“Mereka orang tiga dan bawa pedang semua, mereka kabur,” cetus Wasna dengan suara kesal. Warga yang sudah terlanjur emosi lantas melampiaskan kekesalannya pada mobil yang sudah ditinggalkan oleh pelaku penabrakan.

Mobil itu dihancurkan dan selanjutnya diceburkan ke dalam sungai.

Hingga berita ini diturunkan, mobil tersebut masih berada di dalam sungai lantaran proses evakuasi masih terganjal tingginya debit air. Warga juga masih memadati lokasi kejadian sembari bercerita mengungkapkan kekesalan mereka pada pengendara mobil yang kabur tersebut.

Ditempat sama, Kapolsek IT I Palembang, Kompol Ginanjar Aliya Sukmana mengatakan bahwa keluarga korban sedang membuat laporan di Polrestabes Palembang dan kasus tersebut sedang dalam penyelidikan. “Untuk penyebabnya kita masih dalami. Sedangkan keluarga korban sudah membuat laporan di Polrestabes Palembang,” tutupnya. 

Kemarahan warga yang kesal akhirnya melampiaskan pada kendaraan yang di tinggal pergi pelaku. 

Unggahan  Sri Sultan HB X dalam web UGM menyatakan Maraknya kasus kekerasan yang kerap muncul akhir-akhir ini disebabkan hilangnya kesadaran warga masyarakat untuk menghargai dan menghormati . Sebaliknya kesadaran dalam mengedepankan etika dan moral semakin ditinggalkan dengan dijadikan materi sebagai tolak ukur.

Kesadaran untuk menghargai dan menghormati orang lain memang merupakan sesuatu yang paling berat karena meminta kesadaran anak bangsa untuk manghormati dan menghargai orang lain, merupakan pengorbanan yang cukup berap bagi anak bangsa sekarang ini, kata Sultan dalam memberikan orasi dalam Forum Rakyat Jogjakarta Anti Kekerasan, Senin (9/6) di Pelataran Pusat Studi Pedesaan dan Kawasan (PSPK) UGM.

Hilangnya kesadaran menghargai perbedaan ini tandas Sultan disebabkan selama beberapa dekade penguasa masih mengedepankan ekonomi sebagai panglima, sebaliknya etika dan moral semakin ditinggalkan.

(Patia\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar