Heboh Kemunculan `Cucu Omicron` BA.3, Apakah Gejalanya Lebih Ganas?

Senin, 07/03/2022 12:07 WIB
Ilustrasi Covid 19 varian Omicron (pixabay)

Ilustrasi Covid 19 varian Omicron (pixabay)

Jakarta, law-justice.co - Untuk kesekian kalinya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) membawa kabar kurang sedap mengenai kemunculan varian baru Covid-19. Kini muncul BA.3, subvarian baru dari virus corona varian Omicron.

Hal ini terungkap saat Pimpinan Teknis WHO untuk Covid-19 Maria van Kerkhove, memaparkan ada kesamaan dalam hal keparahan antara subvarian BA.2 dan BA.1.

Dia menambahkan bahwa di antara semua silsilah Omicron ada juga silsilah BA.3.

"Yang paling menonjol, yang telah terdeteksi di seluruh dunia adalah BA.1, BA.1.1 dan BA.2. Ada juga BA.3 dan sub silsilah lainnya," kata Van Kerkhove seperti melansir cnbcindonesia.com.

Sebuah studi penelitian yang diterbitkan pada 18 Januari 2022 di Journal of Medical Virology juga telah mengkonfirmasi keberadaan sub-garis keturunan BA.3.

"Studi kami menemukan bahwa tidak ada mutasi spesifik untuk garis keturunan BA.3 pada protein spike. Sebaliknya, ini adalah kombinasi mutasi pada protein spike BA.1 dan BA.2," kata studi tersebut.

Studi tersebut menambahkan bahwa sub silsilah BA.3 pertama kali terdeteksi di barat laut Afrika Selatan. Sesuai penelitian pada 11 Januari 2022 dari total sekuens genom yang dikirimkan ke database GISAID hanya 0,013% yang merupakan subvarian BA.3 Omicron dan yang tertinggi adalah BA.1.

Sementara studi lebih lanjut menemukan ada lebih sedikit mutasi pada BA.3 daripada BA.1 dan berspekulasi bahwa hilangnya mutasi mungkin menjadi alasan mengapa BA.3 memiliki jumlah infeksi yang lebih sedikit.

"Dapat berspekulasi bahwa alasan silsilah BA.3 menyebar dengan kecepatan sangat rendah dan menyebabkan lebih sedikit kasus mungkin karena hilangnya enam mutasi (ins214EPE, S371L, G496S, T547K, N856K, dan L981F) dari BA.1 atau mendapatkan dua mutasi dari BA.2 (S371F dan D405N)," kata studi penelitian Januari 2022.

Sejauh ini subvarian dominan Omicron adalah BA.1 dan BA.2 dan keduanya tidak memiliki perbedaan dalam tingkat keparahan yang ditimbulkannya.

Sesuai informasi WHO, Omicron termasuk garis keturunan Pango B.1.1.529 dan garis keturunan Pango BA.1, BA.1.1, BA.2 dan BA.3.

Sementara Omicron dianggap sebagai varian virus corona yang lebih ringan di antara semua varian lain yang telah terdeteksi sejauh ini. Selama gelombang ketiga yang terutama disebabkan oleh subvarian BA.1, ada lebih sedikit kasus rawat inap. Namun, varian ini memiliki tingkat penularan yang cepat.

Gejala umum infeksi Omicron biasanya adalah: sakit tenggorokan, pilek, bersin-bersin, sakit kepala, nyeri tubuh dan demam ringan. Gejala-gejala tersebut pun tidak jauh berbeda dengan subvarian Omicron BA.3

 

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar