Minta Negara Lain Tak Ikut Campur, China Ingin Damai dengan Taiwan

Sabtu, 05/03/2022 21:20 WIB
Xi Jinping. (REUTERS)

Xi Jinping. (REUTERS)

Beijing, Tiongkok, law-justice.co - Perdana Menteri China Li Keqiang pada Sabtu (5/3) berjanji untuk mendorong hubungan yang damai dan penyatuan kembali dengan negara Taiwan. Dengan syarat, pemerintahannya dengan tegas menentang setiap kegiatan separatis atau campur tangan asing.


Selama dua tahun terakhir, China telah mengklaim Taiwan secara demokratis sebagai wilayahnya. Cara ini dilakukan China dengan menempatkan aktivitas militer di wilayah Taiwan.

Dalam pembukaan pertemuan tahunan parlemen China, Li mengatakan Beijing berpegang pada prinsip `satu China`, yang menyatakan Taiwan adalah bagian dari China.

"Kami akan memajukan pertumbuhan hubungan damai di Selat Taiwan dan penyatuan kembali China. Kami dengan tegas menentang setiap kegiatan separatis yang mencari `kemerdekaan Taiwan` dan dengan tegas menentang campur tangan asing," ujar Li dikutip dari Reuters, Sabtu (5/3/2022).


Di sisi lain, Dewan Urusan Daratan Taiwan menentang hal tersebut dengan mengatakan China harus lebih fokus menangani masalah nyata rakyatnya dan mempromosikan demokrasi daripada merusak aturan dan ketertiban internasional dengan cara menyatukan Taiwan dengan China.

"Opini publik Taiwan dengan tegas menentang kerangka politik, intimidasi militer dan penindasan diplomatik yang dipaksakan oleh China. Taiwan yang demokratis adalah kekuatan untuk perdamaian dan stabilitas regional," jelas Dewan Urusan Daratan Taiwan.

Diketahui, kebanyakan orang Taiwan tidak menunjukkan minat untuk diperintah oleh Cina yang otokratis.

Sebelumnya, presiden Taiwan Tsai Ing-wen kembali terpilih pada 2020 dengan janji membela demokrasi Taiwan dan menentang China. Tsai mengatakan Taiwan sudah menjadi negara merdeka yang disebut Republik China.

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar