Dires Infus Ungkap Kelompok yang Diuntungkan Jika Pemilu Ditunda

Jum'at, 04/03/2022 22:35 WIB
Dires Infus Gde Siriana Yusuf. (Istimewa)

Dires Infus Gde Siriana Yusuf. (Istimewa)

Jakarta, law-justice.co - Wacana penundaan Pemilu 2024 makin panas setelah beberapa ketua umum partai politik ikut mendukungnya. Namun, ada pihak yang paling diuntungkan dengan penundaan Pemilu, yakni kelompok penguasa dan oligarki.

Hal itu disampaikan oleh Direktur Eksekutif Indonesia Future Studies (Infus), Gde Siriana Yusuf saat menjadi pembicara dalam diskusi bertajuk "Revolusi Indonesia Belum Selesai", yang digelar di Rumah Kedaulatan Rakyat, Manggarai, Jakarta Selatan, Jumat (4/3/2022).

"Yang paling diuntungkan selain penguasa, juga oligarki. Mereka tidak mengeluarkan uang yang banyak untuk mendanai kampanye, dia bisa berhemat," ujar Gde Siriana saat pemaparannya.

Bahkan, Gde mengalkulasi jika dalam hitung-hitungan bisnis kelompok oligarki bisa mendapat keuntungan tambahan. Karena, imbas dari penundaan pemilu ini salah satunya adalah dilanjutkannya proyek pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) ke Kalimantan Timur.

"Mereka, para oligarki mendapat keuntungan lain dengan adanya IKN. Jadi ada hubungan kuat antara penundaan pemilu dengan proyek IKN," tuturnya.

Sementara itu, Gde Siriana melihat masyarakat justru mendapat kerugian dari penundaan pemilu yang berimbas pada perpanjangan masa jabatan Presiden Joko Widodo. Di mana, dia merangkumnya menjadi 3 aspek.

"Pertama, kita ini setahun ke depan mau 25 tahun reformasi ’98. Tapi umur reformasi ini di bawah tahta oligarki," kata Gde Siriana.

Kemudian kerugian rakyat yang kedua, disebutkan petinggi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) ini, adalah ekonomi yang mensejahterakan segelintir orang dan bukan mayoritas masyarakat Indonesia.

"Dan yang ketiga, Indonesia tidak dipimpin orang yang merupakan strong leadership," tutupnya.

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar