Pasien Terinfeksi Varian Anak Omicron Baru Terdeteksi 252 Orang

Selasa, 01/03/2022 22:24 WIB
dr Siti Nadia Tarmidzi (Tribun)

dr Siti Nadia Tarmidzi (Tribun)

Jakarta, law-justice.co - Pasien Covid-19 yang disebabkan oleh varian anak Omicron atau sering disebut `son of omicron` baru terdeteksi sebanyak 252 orang. Kementerian Kesehatan mengatakan hal itu terdeteksi melalui pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS).

"Sebanarnya kita sudah mendeteksi varian BA.2 itu. Kalau kita liat jumlah varian BA.2 itu yang baru kita bisa deteksi adalah 252 varian BA.2," kata Sekretaris Ditjen Kesehatan Masyarakat Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi dalam konferensi pers daring.

Varian BA.2 disebut-sebut sebagai varian Omicron yang cepat menular. Namun, kata Nadia, kasus Omicron yang paling banyak dideteksi oleh pihaknya masih BA.1.

 "Dari pola yang ada saat ini bukan hanya di RI tapi di dunia, 90 persen Omicron itu didominasi BA.1," ujarnya.

Meski begitu, Nadia mengingatkan agar masyarakat tetap mematuhi aturan yang diberlakukan oleh pemerintah. Ia juga memastikan pemerintah akan terus mempercepat laju vaksinasi.

"Apapun variannya kita tahu kuncinya, 3T [Testing, Tracing, Treatment], 5M [Memakai masker, Mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, Menjaga jarak, Menjauhi kerumunan, membatasi mobilitas] dan vaksinasi," kata Nadia.

Berdasarkan data Kemenkes per 27 Februari 2022, terdapat 6.580 kasus varian Omicron. Kasus varian Omicron ini paling banyak ditemukan di DKI Jakarta sebanyak 4.829 kasus.

Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 menyebut varian BA.2 yang juga dijuluki `Son of Omicron`, memiliki kemampuan untuk menghindar dari hasil pemeriksaan S Gene Target Failure (SGTF).

Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito menjelaskan teknik SGTF yang digunakan untuk mendeteksi kasus probable Omicron adalah dengan fokus pada area genome varian Omicron yang kehilangan atau delesi beberapa huruf genetik di gen S (spike). Namun varian Omicron BA.2 ini tidak bisa terdeteksi dengan cara seperti itu.

"Pada Omicron BA.2, susunan ini tidak hilang sehingga PCR tidak memunculkan SGTF, atau hasilnya sama dengan varian lain yang bukan Omicron. Padahal BA.2 jenis Omicron," kata Wiku dalam konferensi pers yang disiarkan melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (27/1).

Namun, Wiku memastikan bahwa penelitian masih harus terus dilanjutkan. Selain itu, pemerintah masih menggunakan pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS) untuk mengidentifikasi varian-varian anyar termasuk Omicron di Indonesia.

 

 

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar