Ramai-ramai Twitter, Facebook, Google Blokir Media Rusia

Senin, 28/02/2022 12:20 WIB
Ilustrasi Medsos (Suara)

Ilustrasi Medsos (Suara)

Jakarta, law-justice.co - Facebook dan YouTube memblokir media Rusia yang dikelola pemerintah untuk mengiklankan dan memonetisasi konten.


"Kami sekarang melarang media pemerintah Rusia menjalankan iklan atau memonetisasi di platform kami di manapun di dunia," kata Nathaniel Gleicher, kepala kebijakan keamanan di Facebook, dalam cuitannya di Twitter.

Sedangkan YouTube mengatakan juga menangguhkan beberapa saluran media pemerintah Rusia, termasuk RT dari menghasilkan uang lewat iklan.

Selain itu, platform video online milik Google itu juga membatasi rekomendasi kanal tersebut dan memblokirnya sepenuhnya di Ukraina atas permintaan pemerintah Ukraina, menurut juru bicara YouTube.

Mengutip laman NPR, Senin (28/2/2022), raksasa pencarian Google juga mengatakan sudah menghentikan kemampuan media yang didanai pemerintah Rusia untuk menghasilkan uang melalui layanan iklan Google

"Kami secara aktif memantau perkembangan baru dan akan mengambil langkah lebih lanjut jika perlu," kata juru bicara Google Michael Aciman.

Sementara Twitter menangguhkan semua iklan di Ukraina dan Rusia, karena tekanan meningkat pada platform teknologi untuk menanggapi invasi. Hal itu diambil untuk memastikan informasi keselamatan publik yang penting ditingkatkan.

Penangguhan iklan terjadi ketika perusahaan teknologi AS dipaksa oleh upaya berkelanjutan Kremlin yang berusaha memperketat kekuatannya pada komunikasi dan menahan perbedaan pendapat.

Beberapa waktu lalu bahkan regulator komunikasi Rusia menuduh Facebook menyensor akun resmi Zvezda, saluran TV yang dijalankan oleh kementerian pertahanan Rusia, kantor berita milik negara RIA Novosti, dan dua situs berita, Lenta.ru dan Gazeta.ru.

Sebagai pembalasan atas apa yang digambarkan regulator sebagai pelanggaran hukum dan hak asasi manusia Rusia, pihaknya membatasi akses ke Facebook di negara itu.

Menanggapi klaim itu, wakil presiden urusan global Meta Nick Clegg mengatakan pihak berwenang Rusia telah memerintahkan perusahaan untuk berhenti memberi label dan memeriksa unggahan dari empat organisasi media milik negara Rusia.

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar