Minta TNI Tak Jadi Pelacur Politik, Gatot: Jangan Langgar Jati Dirimu!

Kamis, 10/02/2022 15:55 WIB
Mantan Panglima TNI Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo. (Liputan6)

Mantan Panglima TNI Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo. (Liputan6)

Jakarta, law-justice.co - TNI disebut memiliki jati dirinya sendiri. Oleh karena itu, TNI tak boleh menjadi pelacur politik. Hal itu disampaikan oleh mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo karena TNI memiliki pedoman-pedoman dalam hidup bermasyarakat, yakni delapan wajib TNI dan Satpa Marga.

Gatot Nurmantyo menuturkan, ketika dilantik, prajurit TNI harus bersumpah berdasarkan agamanya masing-masing, di mana mereka harus setia kepada Republik Indonesia, tunduk kepada hukum, hingga memegang rahasia tentara segala karsa.

"Sumpah ini adalah perjanjian antara umat manusia dengan Tuhannya berdasarkan agamanya masing-masing dan stratanya itu berurutan," kata Gatot Nurmantyo seperti dikutip dari kanal YouTube Refly Harun pada Kamis (10/2/2022).

Gatot Nurmantyo mengatakan, seorang prajurit TNI boleh membantah perintah pimpinan atau komandan yang melanggar hukum. Bahkan menurut Gatot Nurmantyo, apabila seorang komandan mengkhianati Pancasila, maka boleh dibunuh oleh anak buahnya. Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) itu mengungkapkan, TNI sedang sedih dalam menghadapi situasi saat ini.

"Dengan menghadapi situasi yang sekarang ini, mereka sedih. Mereka sedih, kemudian mereka merasa berkecil hati, kebanggaan nggak boleh luntur," ujarnya.

Ia menegaskan, TNI tidak akan mengkhianati jati dirinya, apalagi melanggar sumpahnya.

"Kalau ada kejadian-kejadian yang dilakukan oleh oknum-oknum, itu adalah oknum-oknum tertentu. Tapi yakinlah prajurit semuanya, yang lebih banyak lagi, mereka siap mengorbankan jiwa dan raganya untuk melindungi rakyat, untuk menjunjung kedaulatan Indonesia. Jangan pisahkan TNI dengan rakyat," tegasnya.

"Dan TNI juga sadar benar bahwa rakyat adalah ibu kandungnya. Pasti setiap prajurit akan bersama-sama dengan rakyatnya," lanjutnya.

Lebih lanjut, terkait beredarnya video ancaman seorang prajurit yang ditujukan kepada Habib Bahar bin Smith karena dinilai telah menghina KSAD Jenderal Dudung Abdurachman, Gatot mengatakan kejadian tersebut tidak mewakilkan TNI.

Ia menilai, TNI masih memiliki jati diri, naluri, dan hati nurani bahwa rakyat adalah ibu kandungnya sehingga tidak mungkin disia-siakan.  Meski begitu, ia tidak menutup kemungkinan bahwa kejadian tersebut sengaja dibuat untuk membenturkan TNI dengan rakyat.

"Ini pun bisa juga dibuat agar TNI dengan rakyat dibentukan," ucapnya.

Karenanya, ia mengingatkan agar masyarakat jangan sampai terpengaruh. Pasalnya, setiap prajurit TNI memiliki jati dirinya. Kemudian, saat menjadi KSAD, Gatot mengaku pernah mengingatkan para prajurit agar tidak menjadi pelacur politik.

"Jangan melanggar jati dirimu, jangan menjadi pelacur politik, sangat berbahaya," tutupnya.

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar