Tak Cuma RI, Bank Dunia Ungkap Banyak Negara Terlilit Utang

Rabu, 09/02/2022 15:35 WIB
Managing Director Kebijakan Pembangunan dan Kemitraan Grup Bank Dunia  Mari Elka Pangestu (Foto: Tribunnews.com)

Managing Director Kebijakan Pembangunan dan Kemitraan Grup Bank Dunia Mari Elka Pangestu (Foto: Tribunnews.com)

Jakarta, law-justice.co - Pasca pandemi Covid-19, Bank Dunia (World Bank) menyebut tidak sedikit negara akan mengalami masalah ancaman utang.


Managing Director Kebijakan Pembangunan dan Kemitraan Grup Bank Dunia Mari Elka Pangestu mengatakan hal ini terjadi karena tingkat suku bunga yang lebih tinggi.

"Negara-negara ini menghadapi situasi dimana kebijakan stimulus harus mulai dikurangi, tanggapan terhadap pandemi masih harus berlangsung, dan stimulus kebijakan kesehatan serta ekonomi juga masih berlangsung," kata Mari dalam Mandiri Investment Forum 2022, Rabu (9/2/2022).

Mari mengatakan perlunya restrukturisasi utang, terutama di negara-negara berkembang yang berpendapatan lebih rendah.

"Bagaimana masyarakat global bisa menangani isu-isu ini, ancaman utang, baik di tingkat negara, korporasi maupun rumah tangga," tambahnya.

Risiko utang bukan satu-satunya masalah yang harus dihadapi. Resiko perubahan iklim juga termasuk di dalamnya. Mari mengatakan negara-negara maju harus bisa membantu negara-negara berkembang mengatasi tantangan akibat perubahan iklim.

"Menurut saya kita perlu menjaga agar kebijakan perdagangan dan investasi ini tetap terbuka karena kita tidak ingin adanya nasionalisasi atau nasionalisme vaksinasi yang berlebihan atau investasi yang dijaga agar tidak melewati batas satu negara," jelasnya.

"Kita tidak ingin adanya nasionalisme industri yang berlebihan. Harus terjaga untuk terbuka, demikian hal dengan kebijakan investasi," tambanya.

"Kebijakan pemulihan ini penting bagi bagaimana dunia bisa membantu negara-negara untuk bisa mendapatkan iklim investasi yang kondusif."

 

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar