Hartanya Naik Rp5,2 Miliar, Mantan Jubir KPK Sentil Menteri Bahlil

Kamis, 27/01/2022 13:11 WIB
Bahlil Lahadalia (Acehsatu)

Bahlil Lahadalia (Acehsatu)

Jakarta, law-justice.co - Aktivis Anti Korupsi yang juga mantan Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Febri Diansyah, mempertanyakan kenaikan harta Rp5,2 miliar Menteri Investasi/ Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, selama 31 Desember 2019-31 Desember 2020.

Febri melontarkan pernyataan itu sekaligus untuk merespons pernyataan Bahlil yang membongkar gaji dia sebagai menteri investasi tidak lebih dari Rp20 juta per bulan saat memotivasi dalam sebuah acara bahwa `karyawan tak bisa jadi orang kaya`.

"Dan pertanyaan berikutnya, apakah gaji menteri 20 juta yang disampaikan pak @bahlillahadalia sejalan dengan laporan kekayaan ini?" cuit Febri dalam akun twitter @febridiansyah, Kamis (27/1).

Dalam cuitannya tersebut, Febri turut melampirkan salinan laporan harta kekayaan Bahlil tertanggal 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2020. Belum ada pernyataan atau komentar dari Bahlil tentang pernyataan Febri Diansyah tersebut.

Dalam salinan yang ditampilkan Febri terlihat harta kekayaan Bahlil pada 2019 adalah Rp295.149.680.731. Sedangkan pada tahun 2020 harta kekayaannya mencapai Rp300.445.709.773. Ada kenaikan sekitar 1,79 persen atau sejumlah Rp5.296.029.042 dalam tempo setahun.

"Jika diperhatikan, penambahan kekayaan setahun dominan dari tanah & bangunan Rp5,5 M dan sebagian peningkatan kekayaan dari kas/setara kas sejumlah Rp230 juta," tutur Febri.

Managing Partner Visi Law Office itu lantas menyarankan kepada Bahlil agar menyampaikan secara detail pendapatan sebagai menteri, baik dari gaji maupun tunjangan.

"Mungkin perlu disebut juga, gaji berapa, tunjangan ini, itu dan lain-lain yang dibiayai dari APBN totalnya berapa, pak @bahlillahadalia. Agar fair menghitungnya. Apakah memang kurang layak atau tidak," ucap Febri.

Sebagai informasi, dalam agenda Indonesia Economy Outlook 2022, Selasa (25/1), Bahlil membongkar gaji yang ia peroleh sebagai menteri investasi tidak lebih dari Rp20 juta per bulan. Menurutnya, gajinya sebagai komisaris di sebuah perusahaan jauh lebih tinggi dibandingkan menjadi pejabat publik.

Dalam hal ini ia menyinggung bahwa karyawan tidak mungkin menjadi orang kaya. Itu disampaikan lantaran banyak mahasiswa yang ia tanyakan ingin menjadi kaya namun enggan menjadi pengusaha.

"Saya tidak mengerti rumusan ekonomi apa yang menyebut menjadi ASN (Aparatur Sipil Negara) membuat orang jadi kaya, yang namanya karyawan enggak mungkin kaya, terkecuali Allah berkehendak lain," kata Bahlil.

Bahlil kemudian menyebut gaji yang ia peroleh sebagai menteri investasi tidak lebih dari Rp20 juta per bulan. Menurutnya, gajinya sebagai komisaris di sebuah perusahaan jauh lebih tinggi dibandingkan menjadi pejabat publik.

"Jadi jangan berpikir jadi pejabat itu duitnya banyak, enggak ada, kewenangannya iya tapi untuk kesejahteraan rakyat. Deputi-deputi saya ini, gaji mereka enggak lebih dari Rp100 juta, dulu saya kerja di perusahaan jadi komisaris minimal gaji kita Rp200 juta. Jadi enggak bisa ke mal lagi sekarang," canda Bahlil.

Pernyataan Bahlil dalam kegiatan itu pun direspons Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni.

"Alhamdulillah saya dari sopir kerjanya loh pak menteri. Bukan hanya dari karyawan," kata Ahmad Sahroni dalam unggahannya di Instagram, Kamis (27/1).

Sebagai informasi, sebelum menjadi legislator dari fraksi NasDem, Sahroni dikenal sebagai pengusaha yang kemudian mendapat julukan Crazy Rich Tanjung Priok. Dia diketahui merintis usahanya dari menjadi seorang sopir hingga membangun kerajaan bisnis sendiri.

 

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar