Israel Ngebet Jalin Hubungan dengan Indonesia & Saudi, Ini Alasannya

Kamis, 27/01/2022 11:41 WIB
Israel Melarang Umat Kristen di Gaza Rayakan Natal di Betlehem. (Tribunnews)

Israel Melarang Umat Kristen di Gaza Rayakan Natal di Betlehem. (Tribunnews)

Jakarta, law-justice.co - Pemerintah Israel lagi-lagi mengungkapkan hasrat menjalin hubungan diplomatik dengan sejumlah negara Arab dan mayoritas Muslim termasuk Indonesia hingga Arab Saudi.

Keinginan itu semakin memuncak setelah Israel, yang dibantu Amerika Serikat, berhasil rujuk dengan Uni Emirat Arab, Bahrain, Sudan, Maroko pada 2020, sebagaimana tercantum dalam Perjanjian Abraham.

Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid mengungkap salah satu alasannya karena Israel berupaya memperluas Perjanjian Abraham itu dengan negara-negara lain selain empat negara tersebut. Selain Arab Saudi, salah satu negara yang Israel tengah bidik adalah Indonesia.

"Jika Anda bertanya kepada saya negara penting apa yang sedang kami bidik, Indonesia adalah salah satunya. Arab Saudi tentu saja masuk, tetapi hal-hal ini butuh waktu," kata Lapid kepada radio Angkatan Darat Israel seperti melansir cnnindonesia.com.

Perjanjian Abraham merupakan sebuah pernyataan bersama soal kesepakatan Israel dengan Uni Emirat Arab terkait normalisasi hubungan pada Agutus 2020. Normalisasi itu tercapai dengan bantuan AS.

Sejak itu, perjanjian Abraham dipakai secara kolektif merujuk pada perjanjian normalisasi Israel dengan sejumlah negara, terutama negara Arab dan mayoritas Muslim.

Lapid mengaku Israel juga tengah berusaha melakukan normalisasi dengan sejumlah negara kecil lain yang ditargetkan tercapai dalam dua tahun mendatang.

Diketahui Indonesia dan Arab Saudi tak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel. Sikap itu diambil karena bentuk solidaritas terhadap Palestina.

Namun, beberapa tahun ini isu normalisasi Israel dengan Saudi dan Indonesia terus mencuat.

Pada 2021 lalu, utusan Amerika Serikat dilaporkan bertemu Putra Mahkota Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman membahas upaya normalisasi dengan Israel.

Sementara itu, pada Desember 2021 lalu, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken, juga menyinggung isu normalisasi antara Jakarta dengan Tel Aviv.

Di Januari ini, delegasi pejabat RI juga sempat dilaporkan mengunjungi Israel membicarakan strategi menangani virus corona.

Sebelum rumor normalisasi RI dan Israel sempat dilaporkan media Israel saat Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto bertemu dengan Kuasa Usaha Israel untuk Bahrain, Itay Tagner, di forum internasional pada 20 November 2021 lalu.

Prabowo bahkan disebut-sebut sebagai pejabat RI yang sangat mendorong normalisasi hubungan dengan Israel.

Merespons pernyataan Menlu Lapid, juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI, Teuku Faizasyah, mengisyaratkan ada peluang normalisasi Indonesia-Israel Indonesia namun dengan syarat.

Faizasyah menegaskan posisi Indonesia tetap sama yakni mendukung keadilan dan kemerdekaan bagi bangsa Palestina.

"Kemerdekaan yang mengacu pada kesepakatan two states solution dan dengan merujuk ke berbagai Resolusi PBB berikut parameternya. Hal ini yang terlebih dahulu ingin dipastikan Indonesia sebelum membicarakan hal-hal lainnya," kata Faizasyah.

(Ade Irmansyah\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar