WHO Siap-siap Akhiri Pandemi Covid-19, Begini Skenario Utamanya

Rabu, 26/01/2022 21:40 WIB
Gedung WHO (Kompas)

Gedung WHO (Kompas)

Jakarta, law-justice.co - Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus membeberkan langkah-langkah baru dalam menghadapi COVID-19. Hal ini bertujuan agar bisa mengakhiri COVID-19 ini sebagai darurat kesehatan global sebelum akhir tahun 2022.


Dalam pemaparannya, Tedros menyampaikan ada beberapa strategi utama yang bisa dilakukan untuk mengakhiri fase paling serius dari pandemi COVID-19 ini.

"Ada skenario berbeda tentang bagaimana pandemi bisa terjadi dan bagaimana fase akut bisa berakhir. Tetapi, berbahaya untuk berasumsi bahwa Omicron akan menjadi varian terakhir atau bahwa kita berada di akhir permainan (pandemi COVID-19)," kata Tedros yang dikutip dari laman News.com.au, Rabu (26/1/2022).

"Sebaliknya, secara global, (ini merupakan) kondisi yang ideal untuk lebih banyak varian bermunculan," lanjutnya.

Tedros menguraikan enam langkah atau skenario utama yang harus dipenuhi, jika ingin melewati masa terburuk dari pandemi COVID-19. Berikut penjelasannya:

1. Memastikan 70 Persen Populasi Setiap Negara Telah Divaksinasi
Salah satu langkahnya adalah dengan memastikan 70 persen populasi di setiap negara di dunia telah divaksinasi lengkap (dosis 1 dan 2). Terutama untuk kelompok masyarakat yang paling berisiko.

Menurut Tedros, tidak akan ada jalan keluar dari pandemi COVID-19 ini, kecuali dengan mencapai target vaksinasi ini di pertengahan tahun 2022.

2. Meningkatkan Manajemen Perawatan Pasien COVID-19
Strategi penting lainnya dalam mengakhiri COVID-19 sebagai darurat kesehatan global adalah dengan mengurangi tingkat kematian. Hal ini dapat dilakukan dengan meningkatkan manajemen perawatan pasien COVID-19.

"Ini berarti mengurangi kematian melalui manajemen klinis yang kuat, dimulai dengan perawatan kesehatan primer, dan akses yang adil ke diagnostik, oksigen, dan antivirus di titik perawatan," jelas Tedros.

3. Meningkatkan Testing
Langkah lainnya adalah dengan meningkatkan kapasitas pengujian atau testing. Ini dilakukan untuk melacak virus atau kemunculan varian-varian baru lainnya.

"Ini berarti meningkatkan tingkat pengujian dan pengurutan secara global untuk melacak virus dengan cermat dan memantau munculnya varian baru," kata dia.

4. Menyesuaikan Langkah-langkah Kesehatan Masyarakat
Masyarakat juga sangat berperan dalam menjalankan skenario ini. Caranya dengan menyesuaikan langkah-langkah kesehatan masyarakat, seperti memperketat penerapan protokol kesehatan.

"Itu berarti kemampuan untuk menyesuaikan penggunaan langkah-langkah kesehatan di masyarakat dan sosial bila diperlukan," beber Tedros.

5. Memulihkan dan Mempertahankan Pelayanan Kesehatan Esensial
Strategi lainnya adalah dengan memulihkan pelayanan kesehatan esensial. Caranya dengan mempelajari hal atau ilmu baru yang bisa menghasilkan solusi untuk mengakhiri pandemi.


"Tujuan ini hanya dapat dicapai melalui komunitas yang terlibat dan pemberdayaan, pembiayaan berkelanjutan, fokus pada kesetaraan, serta penelitian dan inovasi baru," ujar Tedros.

"Kita tidak bisa mengakhiri fase darurat pandemi kecuali kita menjembatani kesenjangan ini dan kita membuat kemajuan," imbuhnya.

6. Belajar Hidup dengan COVID-19
Saat fase COVID-19 telah berakhir, Tedros mengatakan mungkin masyarakat akan hidup bersama COVID-19 dalam waktu yang lama di masa mendatang. Meski harus hidup bersama, bukan berarti harus berhenti berusaha melawan virus Corona.

"Tetapi belajar hidup dengan COVID-19 tidak berarti kita memberikan virus ini tumpangan gratis. Itu tidak berarti bahwa kita menerima hampir 50.000 kematian seminggu dari penyakit yang dapat dicegah dan diobati," tegasnya.

 

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar